Berita Gianyar

WARGA Sampai Datangi Pemilik Pohon Kelapa, Harga Kelapa Daksina Meroket Jelang Purnama Kedasa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahal - Harga kelapa daksina meroket jelang Purnama Kedasa. Jelang Purnama Kedasa, Harga Kelapa Daksina Hingga Janur Meroket Di Gianyar Bali

TRIBUN-BALI.COM - Menjelang hari keagamaan Hindu, Purnama Kedasa, harga kebutuhan upakara di Gianyar mulai beranjak naik.

Bahan upakara yang sudah mengalami kenaikan signifikan adalah janur, yang harganya naik dari Rp 27.000 menjadi Rp 37.000 per ikat.

Purnama Kedasa merupakan hari keagamaan Hindu yang penting, sebab sebagian besar umat Hindu di Bali menggelar upacara.

Berdasarkan data Pantauan Harga Pasar Disperindag Gianyar, Selasa (8/4), diketahui bahwa kenaikan harga Janur ini disebabkan oleh pasokan yang didatangkan dari luar Bali, khususnya Jawa Timur dan Lombok. Kenaikan harga janur diprediksi bertahan sampai usai Purnama Kedasa.

Selain Janur, harga kebutuhan upakara lainnya juga mengalami kenaikan. Seperti kelapa daksina yang normalnya Rp 5000 per butir naik menjadi Rp 15.000 per butir, sedangkan buah lokal seperti salak dan mangga juga mengalami kenaikan harga.

Baca juga: PAGAR Pengaman Lebih dari 2 Meter! PUPR Badung Tinjau Jembatan Tukad Bangkung, Antisipasi Ulah Pati

Baca juga: DUGA Dupa Sisa Sembahyang, Rumah Sulastra Kebakaran, Kerugian Ditaksir Rp 50 Juta

Kenaikan harga sarana upakara ini pun saat ini ramai di masyarakat. Di pasar-pasar, kerap terdengar keluhan ibu-ibu. Banyak dari mereka yang terkejut, lantaran harga yang naik signifikan. "Yang paling bikin heran itu kelapa daksina, biasanya Rp 5.000 sampai Rp 8.000 menurut besarnya, sekarang di atas Rp 10 ribu," ujar Nyoman Remin, di Ubud. 

Saking mahalnya harga kelapa daksina, tak sedikit dari masyarakat yang akan menggelar upacara, seperti rainan di merajan/sanggah sampai-sampai mendatangi langsung pemilik pohon kelapa, memetiknya dari pohon agar mendapatkan harga yang murah. Tak sedikit pula masyarakat yang sampai 'nongkrong' di sungai untuk mendapatkan kelapa hanyut.

Kebutuhan pokok lainnya yang mengalami kenaikan adalah buah lokal, salak yang sebelumnya Rp 10.000 per kg kini dijual dengan harga Rp 15.000 per kg. Diikuti harga mangga lokal Bali yang sebelumnya seharga Rp 20 ribu kini naik menjadi Rp 25 ribu per kg. 

Untuk harga bumbu dapur, beberapa komoditas sudah mengalami penurunan harga, namun masih tergolong tinggi. Cabai rawit merah, misalnya yang sebelumnya sempat menyentuh harga Rp 120 ribu per kg kini turun menjadi Rp 90 per kg. Namun harga ini masih tergolong tinggi, dimana idealnya di kisaran Rp 50 ribu per kg. Harga Bawang merah juga masih tinggi di harga 42.000. Diketahui, pasokan bawang merah selain mengandalkan bawang dari Kintamani juga didatangkan dari luar Bali, seperti Provinsi Bima, NTT.

Kabid Pemantauan Harga dan Stabilitas Harga Pasar Disperindag Gianyar, Henny Sriwahju, membenarkan hal tersebut. Namun di sisi lain, dia menyebutkan bahwa kenaikan harga komoditas lokal Bali membantu meningkatkan income petani lokal Bali. 

"Di tengah kenaikan harga ini, justru petani lokal diuntungkan, karena mereka bisa menjual hasil panen mereka di atas harga normal. Dan, hal ini tidak bertahan lama, palingan sampai Purnama Kedasa selesai, harga sudah normal kembali," ujarnya. (weg)

Berita Terkini