Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Suasana nasionalisme dan toleransi mewarnai Dharma Santi Nasional 2025 yang digelar di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Sabtu 26 April 2025 lalu.
Dalam perayaan yang berlangsung khidmat ini, sambutan Presiden RI Prabowo Subianto yang diwakili Menko PMK Pratikno mendapat apresiasi, termasuk dari Ketua Umum Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Pusat, I Nyoman Kenak.
Acara yang mengusung tema Manawasewa dan Madawasewa: Pelayanan sebagai Jalan Dharma ini tak hanya menjadi refleksi spiritual umat Hindu, tapi juga panggilan untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa.
“Atas nama pemerintah dan Bapak Presiden Prabowo, kami menyampaikan selamat Hari Suci Nyepi dan Tahun Baru Saka 1947. Terima kasih atas dukungan umat Hindu pada setiap program Presiden,” ujar Pratikno, dalam sambutan resminya.
Acara ini dihadiri tokoh-tokoh nasional, seperti Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri PPPA Arifah Fauzi, Wamenpar Ni Luh Enik Ermawati, serta Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka.
Tak ketinggalan hadir pula para Ketua PHDI dari seluruh Indonesia, serta tokoh-tokoh Hindu nasionalis asal Bali yang kini menjabat strategis di pemerintahan pusat.
Dalam pernyataannya, Ketum MGPSSR I Nyoman Kenak menilai tema Dharma Santi kali ini sangat relevan.
Ia menyebut pelayanan baik kepada sesama maupun kepada Tuhan merupakan fondasi utama dalam pelaksanaan Dharma yang sejati.
"Melalui pelayanan, umat Hindu bisa mewujudkan nilai-nilai spiritual dalam aksi nyata. Ini penting untuk menciptakan umat yang berkualitas dan siap mendukung Indonesia Emas 2045," tegas Nyoman Kenak, yang juga Ketua PHDI Provinsi Bali, Selasa, 29 April 2025.
Ia juga mengapresiasi komitmen PHDI Pusat dalam mengangkat makna Nyepi secara nasional, termasuk mendorong kerukunan lintas budaya di Nusantara.
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam sambutannya menekankan pentingnya ekoteologi sebagai bentuk tanggung jawab spiritual terhadap lingkungan.
“Trilogi kerukunan kini meluas, tak hanya antarumat beragama, tapi juga antara manusia dan alam,” jelasnya.
Dalam momen reflektif pasca Nyepi dan Catur Brata Penyepian, Nyoman Kenak mengajak umat Hindu untuk memperdalam pendidikan spiritual dan sraddha bhakti.
“Saatnya nilai pengendalian diri diimplementasikan dalam tindakan. Inilah kontribusi kita menuju masa depan Indonesia yang gemilang,” ujarnya menutup. (*)