“Target Menkes, tiap RS kabupaten/kota mampu diagnostik intervensi. Tapi sebelum tercapai, kita buat sistem agar satu daerah ke daerah lain bisa dalam waktu singkat. Misalkan kenanya di Tabanan, dia bisa pilih mana yang bisa CT scan atau katerisasi, tinggal ke utara atau ke selatan,” paparnya.
Ia menyebutkan jumlah dokter spesialis saraf di Bali mencapai lebih dari 150 orang, dan RSUP Prof. Ngoerah selama ini menjadi pusat rujukan dari 59 rumah sakit. Pada World Stroke Day bulan Oktober, pihaknya menargetkan sudah ada sistem aplikasi digital yang terintegrasi untuk memastikan pasien stroke mendapat penanganan tepat waktu.
“Kita targetkan pada World Stroke Day di Oktober, kita akan buat lagi dan mereport bagaimana update dari perencanaan kita 6 bulan ke depan yang didukung langsung oleh Pak Gubernur. Pak Gubernur langsung bilang buat sistem dengan aplikasi,” tutupnya.