TRIBUN-BALI.COM – Banyak warga negara Indonesia (WNI) yang berobat ke luar negeri (LN) dan membuat pengeluaran devisa cukup besar.
Dari data Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, sebanyak 2 juta masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri. Dari jumlah tersebut kurang lebih menghabiskan hampir Rp 150 triliun per tahun.
Untuk mencegah devisa lebih banyak lagi keluar, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali Internasional Hospital dinilai sebagai inisiatif. KEK Sanur dan Bali Internasional Hospital ditargetkan mampu menarik devisa berobat tersebut.
“Kita tadi sudah diberi tahu bahwa begitu banyak WNI yang mencari pengobatan di luar negeri yang mengakibatkan juga pengeluaran devisa yang sangat besar. Dengan inisiatif ini, kita bisa memberi pelayanan yang tidak kalah dengan yang terbaik di dunia,” kata Presiden RI, Prabowo Subianto pada Peresmian KEK Sanur dan Bali Internasional Hospital, di The Meru Sanur pada Rabu (25/6).
Baca juga: TUNTUT Penyelesaian Tukar Guling Lahan, Prajuru Pura Dalem Purwa Mesadu ke DPRD Buleleng!
Baca juga: BUNTUT Duel Berdarah di Eks Pelabuhan Buleleng, Polisi Periksa 3 Saksi, Korban Telah Laporkan!
Presiden sempat keliling ke Bali Internasional Hospital dan mengatakan alat-alat medis yang digunakan lumayan canggih.
Terdapat teknologi dan pengobatan yang cukup canggih bertaraf internasional untuk kulit, plastik, gigi, mata, dan sebagainya.
“Saya lihat cukup hebat, canggih, sampai saya sendiri tertarik. Mungkin diam-diam saya mau juga ke situ, tetapi dim-diam nyamar, dan katanya ada jalur khusus untuk Gubernur ke atas katanya, memang gigi saya agak kurang bagus,” bebernya.
Bali Internasional Hospital dinilai merupakan rumah sakit bernuansa Hotel. Prabowo menekankan bahwa Indonesia adalah negara besar, negara bekemajuan, dinamis, sehingga harus memiliki fasilitas terbaik agar dapat menjadi pusat, dan menerima pasien dari Asia Tenggara, Pasifik dan sebagainya.
“Dengan sistem asuransi kita yang harus kita perkuat, ini juga tidak dibatasi hanya untuk orang kalangan atas. Pelayanan kesehatan yang dibutuhkan siapapun bila perlu asuransi dan pemerintah intervensi sehingga orang yang kurang mampu dari segi ekonomi dapat juga akses,” kata dia.
Kawasan ekonomi khusus (KEK) Sanur ini dinilainya merupakan contoh salah satu terobosan ke arah mengejar ketinggalan Indonesia dan ini harus ditiru oleh banyak sektor lain.
“Sehingga hari ini saya mendapat kehormatan untuk meresmikan KEK Sanur dan Bali International Hospital, tadi juga saya sudah tandatangani prasasti di Bali International Hospital,” katanya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dari data terakhir terdapat 2 juta masyarakat Indonesia berobat di luar negeri.
“Ini kurang lebih menghabiskan hampir Rp 150 triliun per tahun. Inilah mengapa Bapak Presiden, kami dari BUMN berinisiasi untuk hadir menjalankan amanah penugasan yang diberikan pemerintah oleh Bapak Presiden melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan yang bisa Bapak lihat hari ini (kemarin),” kata Erick.
Dirut Injourney, Maya Watono menjelaskan, dengan adanya KEK Sanur ini setidaknya dari 150 triliun devisa yang keluar setiap tahunnya dapat diminimalisir Rp 75 triliun.
Wisatawan dapat menikmati wisata medis di Bali sekaligus dapat mengelevasi ini menjadi destinasi wisata yang berkualitas dan premium.