TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kapal Feri KMP Tunu Pratama Jaya menjadi perbincangan usai tenggelam di Selat Bali pada 3 Juli 2025.
KMP Tunu Pratama Jaya diketahui dimiliki oleh PT. Pasca Dana Sundari, yang beroperasi di lintasan laut Selat Bali.
PT. Pasca Dana Sundari adalah perusahaan pelayaran nasional yang bergerak di bidang transportasi laut penyeberangan.
Perusahaan ini dikenal mengoperasikan sejumlah kapal feri yang melayani rute strategis antar-pulau di Indonesia, khususnya:
Baca juga: JANGAN Sebar Konten Tak Pantas! 3 Posko Tanggap Darurat di Jembrana, Keluarga Agar Melapor ke Posko
Lintasan Selat Bali: Menghubungkan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur) dengan Pelabuhan Gilimanuk (Bali)
Lintasan Sulawesi Tenggara: Rute Pelabuhan Torobulu (Kabupaten Konawe Selatan) - Pelabuhan Tampo (Kabupaten Muna)
Namun, hingga saat ini, pihak terkait belum ada data resmi mengenai nomor lambung kapal atau spesifikasi teknis lengkap kapal yang tenggelam.
Hal ini disebabkan PT. Pasca Dana Sundari mengoperasikan beberapa kapal dengan nama KMP Tunu Pratama, baik di lintasan Selat Bali maupun di rute lain seperti Torobulu - Tampo di Sulawesi Tenggara.
Dugaan Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Terdapat dua dugaan utama yang menjadi penyebab tenggelamnya kapal:
1. Terhantam Gelombang Tinggi
Menurut data BMKG, saat kejadian, tinggi gelombang di Selat Bali berkisar 1,7 hingga 2,5 meter.
Kondisi ini sangat berisiko bagi kapal, apalagi jika kapal dalam keadaan tidak stabil.
“Mungkin (penyebab tenggelam) dari ombak. Karena informasi BMKG, ombak antara 1,7–2,5 meter,” kata Ni Putu Cahyani, Kasi Keselamatan Berlayar KSOP Tanjung Wangi, Kamis 3 Juli 2025.
2. Kebocoran Mesin dan Blackout