TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Pemerintah Kabupaten Badung masih bingung terkait penanganan sampah di wilayahnya.
Sampai saat ini Badung masih membuang sampah ke TPA Suwung sebanyak 250 ton.
Sampah itu pun tidak terpilah, kemudian diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) sebanyak kurang lebih 100 ton dan jasa pengangkut sampah sebanyak 250 ton.
Sampah yang tidak terpilah dominan dihasilkan dari rumah tangga dan hotel yang berada di wilayah Badung Selatan dan Kuta Utara.
Baca juga: 17 Kasus Diusut Polres Gianyar, Ketut Sepi Diserang Pisau hingga ke Jalan hanya Gara-Gara Sampah
Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3, DLHK Badung, AA Gede Agung Dalem, Jumat 1 Agustus 2025 mengatakan sulit meningkatkan kesadaran masyakarat.
"Kita akui jika saat ini masih sulit untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah secara mandiri," ujarnya.
Menurut Agus Dalem, pengelolaan sampah menjadi rumit dengan adanya rencana penutupan TPA Suwung.
Pihaknya pun sejatinya telah melakukan sosisalisasi pengolahan sampah dari sumber.
Baca juga: TPA Suwung Bali Ditutup Untuk Sampah Organik, Mang Bemo: Saya Nggak Percaya Bisa Ditutup
Namu dalam perkembanggannya seolah tidak berjalan di masyarakat.
"Agak rumit ini, sosialisasi olah sampah di sumber dengan pemilahan sudah terus dilakukan. Tapi kemajuan penyadaran masyarakat masih sulit," jelasnya.
Birokrat asal Klungkung itu menyebutkan, dalam sehari sampah yang dihasilkan di Kabupaten Badung sebanyak 550 ton lebih.
Sampah-sampah tersebut kemudin diolah melalui TPS3R, Bank Sampah, dan Pusat Daur Ulang Mengwitani.
Baca juga: Kunjungi Pasar Badung Bali, Mendag Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan, Puji Pengelolaan Sampah
Diakui selain diolah, masih ada yang dikirimkan sebesar 250 ton per hari ke TPA Suwung.
Sampah tersebut masih tercampur, antara organik dan anorganik.
"Yang 250 ton ke TPA, sampah campur. Itu sebagian besar dari Kuta Utara sampah rumah tangga, dan sampah hotel," ucapnya.