2. Sistem Penyangga Protein:
Hemoglobin dalam sel darah merah berfungsi sebagai penyangga dengan mengikat ion H⁺ ketika kadar asam dalam darah meningkat.
Selain itu, protein plasma seperti albumin juga berperan dalam menetralkan ion H⁺.
3. Sistem Penyangga Fosfat (HPO4⊃2;⁻/H2PO4⁻):
Sistem ini berperan dalam menjaga pH darah dan juga cairan intraseluler. Ion fosfat berfungsi sebagai penyangga dengan cara menetralkan ion H⁺ yang berlebihan.
Komponen Penyangga dalam Cairan Intraseluler
Cairan intraseluler juga memiliki mekanisme penyangga untuk menjaga pH tetap stabil:
1. Sistem Penyangga Fosfat:
Di dalam sel, sistem penyangga fosfat (HPO4⊃2;⁻/H2PO4⁻) adalah yang paling signifikan. Fosfat berperan penting dalam menetralkan asam yang dihasilkan oleh aktivitas seluler.
2. Sistem Penyangga Protein:
Protein intraseluler, terutama yang bermuatan negatif, juga membantu menetralkan ion H⁺ yang berlebihan di dalam sel.
Komponen Penyangga dalam Air Laut
Air laut juga memiliki sistem penyangga yang membantu menjaga pH relatif stabil, meskipun ada fluktuasi dalam komposisi kimianya:
1. Sistem Penyangga Karbonat-Bikarbonat (CO3⊃2;⁻/HCO3⁻):
Air laut mengandung ion karbonat (CO3⊃2;⁻) dan bikarbonat (HCO3⁻), yang berfungsi sebagai penyangga. Sistem ini sangat penting dalam menjaga pH air laut di sekitar 8,1.