Berita Buleleng

Kisah Ketut di Bulfest Bali, Kain Endek-Songketnya Dibeli Megawati, Terbuat dari Benang Sutra Asli

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beli kain - Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri saat membeli kain tenun kolaborasi songket - endek di Buleleng Festival, Sabtu (23/8/2025). Kisah Ketut di Bulfest Bali, Kain Endek-Songketnya Dibeli Megawati, Terbuat Dari Benang Sutra Asli

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri mengunjungi Buleleng Festival (Bulfest) pada Sabtu 23 Agustus 2025. 

Pada kunjungan itu, Megawati membeli empat kain, masing-masing dua kain jenis endek dan songket. 

Pemilik Pertenunan Artha Darma, Ketut Rajin mengungkapkan, kain yang dibeli oleh Megawati itu ditenun oleh penenun senior, yang sudah memiliki skill. 

Benang yang digunakan pun merupakan benang sutra asli, hasil budidaya sendiri. 

Baca juga: Pulang Kampung, Megawati Kunjungi Buleleng Festival 2025, Minta Resep Makanan Khas Buleleng Bali

"Dari telur ulat sutra, kemudian kami tetaskan di tempat penetasan. Kami rawat selama satu bulan, kemudian dikasih pakan daun murbei sehingga menjadi kokon. Nah, dari kokon itulah kami pintal menjadi benang, sehingga keasliannya terjamin," katanya. 

Demikian dengan warna benang yang digunakan, Ketut Rajin menyebut menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, karena berasal dari tumbuh-tumbuhan. Seperti daun mangga, kayu secang, kayu mahoni, hingga daun jati. 

"Penggunaan warna dari bahan alami ini sudah kami lakukan sejak 20 tahun lalu," ucapnya.

Kata Ketut Rajin, Megawati sangat tertarik dengan kolaborasi songket dan endek. 

Saat itu, Megawati memilih kain tenun endek rangrang yang dikolaborasikan dengan tenun songket motif tabur bintang. 

"Kain tenun lainnya juga kolaborasi tenun endek dan songket dengan motif kupu-kupu barong. Lalu untuk kain tenun songket beratan, Megawati mengambil yang bermotif bulan dan bintang," ungkapnya. 

Ketut Rajin sangat beruntung standnya dikunjungi Megawati. 

Dikatakan pula, ini merupakan kali kedua produknya dibeli Megawati. 

"Yang pertama pada tahun 2013 lalu. Saat itu ibu Mega datang langsung ke galeri saya yang berlokasi di Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng," ujarnya. 

Mengenai saran mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), Ketut Rajin menganggap saran ini sangat baik, apalagi di era digitalisasi. 

Ini untuk mengantisipasi motif-motif yang bagus agar tidak dicontek atau 'ditembak' desain.

"Saran beliau bagus sekali untuk setiap perajin atau yang mempunyai ciptaan-ciptaan desain-desain baru itu harus segera mendaftarkan desainnya di Kementerian Hukum dan HAM," katanya. 

Ketut Rajin menambahkan, hingga kini ia sudah memiliki 30 HAKI. Seluruhnya didaftarkan per motif. 

"Jadi setiap motif yang kita ciptakan dan belum beredar di masyarakat, kita bikinkan HAKI dulu," tandasnya. (mer)

Kumpulan Artikel Bali

Berita Terkini