Resuffle Kabinet
Pengamat Ekonomi Bali Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana: Reshuffle Menteri Berdampak terhadap Bali
Data BPS Bali 2024 mencatat pertubuhan ekonomi 5,9 persen ditopang pariwisata dan konsumsi rumah tangga.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Presiden Prabowo Subianto me-reshuffle lima menteri Kabinet Merah Putih.
Dari kelima Menteri tersebut salah satunya adalah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diganti oleh Purbaya Yudhi Sadewa. Serta Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi diganti Fery Juliantono.
Lantas apa dampak ekonomi terhadap Bali? Pengamat Ekonomi dari Bali Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M. memberikan tanggapannya.
Ketika dikonfirmasi pada, Selasa 9 September 2025, Prof Raka mengatakan reshuffle Menkeu dan Menteri Koperasi dapat membawa dua arah dampak.
Baca juga: PRODUK UMKM Laris di Pasar Global, Transaksi Business Matching UMKM Tembus Rp1,49 Triliun
Di satu sisi, masuknya figur baru di Kementerian dapat memberikan harapan segar pada kebijakan fiskal agar lebih adaptif terhadap tantangan global seperti pelemahan rupiah, defisit transaksi berjalan, dan kebutuhan menjaga daya beli masyarakat.
“Menkeu baru diharapkan menyeimbangkan disiplin anggaran dengan stimulus pertumbuhan. Sementara itu, Menteri Koperasi yang baru diharapkan memperkuat UMKM yang menyumbang lebih dari 61 persen PDB nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja (BPS, 2023),” kata dia.
“Namun, risiko transisi adalah ketidakpastian pasar dan masih perlunya konsistensi kebijakan agar tidak menimbulkan kegaduhan di sektor riil maupun finansial,” ungkap Prof. Raka.
Sementara untuk dampak bagi ekonomi Bali cukup signifikan.
Mengingat lebih dari 60 persen struktur ekonominya ditopang pariwisata dan UMKM, kebijakan fiskal serta dukungan koperasi sangat menentukan.
Jika Menteri baru mampu memperluas akses permodalan, memperkuat insentif pajak, dan menjaga stabilitas fiskal, Bali akan lebih cepat pulih dari ketidakpastian global.
Data BPS Bali 2024 mencatat pertubuhan ekonomi 5,9 persen ditopang pariwisata dan konsumsi rumah tangga.
“Namun, ketergantungan pada sektor eksternal membuat Bali rentan. Kehadiran menteri koperasi yang progresif berpotensi mendorong penguatan koperasi digital dan rantai pasok lokal, sehingga UMKM Bali bisa lebih resilien atau memiliki daya tahan,” kata dia.
Ia pun berharap pada menteri baru dalam jangka pendek adalah menjaga stabilitas harga bahan pokok, memastikan kelancaran arus kredit UMKM, serta mempercepat realisasi belanja pemerintah agar roda ekonomi tidak terhambat.
Untuk jangka panjangnya, menteri diharapkan memperkuat fondasi fiskal berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada utang, serta membangun sistem koperasi modern berbasis digital dan berdaya saing global.
“Khusus untuk Bali, harapannya agar ada kebijakan afirmatif dalam mendukung pariwisata berkelanjutan, memperluas akses pasar UMKM, serta memperkuat diversifikasi ekonomi agar tidak hanya bertumpu pada pariwisata, melainkan juga pada ekonomi kreatif, pertanian, dan energi hijau,” kata dia. (sar)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.