Bencana Alam di Bali
TEGURAN Alam Pada Bali, Ari Dwipayana Ajak Pejabat Mulat Sarira, Rakyat Jangan Lupa Tri Hita Karana!
Bahkan ada korban yang sampai saat ini masih dalam pencarian. Ini menjadi pukulan berat bagi keluarga, pemerintah dan warga.
TRIBUN-BALI.COM - Bali sedang berduka, akibat jatuhnya korban jiwa dan korban luka, akibat banjir bandang dan bencana alam pada 10 September 2025.
Bahkan ada korban yang sampai saat ini masih dalam pencarian. Ini menjadi pukulan berat bagi keluarga, pemerintah, dan seluruh masyarakat Pulau Dewata.
Namun di sisi lain, AAGN Ari Dwipayana, Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, mengajak semua mulat sarira alias introspeksi diri ihwal bencana alam banjir bandang yang menimpa Bali ini.
Apalagi leluhur Bali, sejak dahulu kala sudah mengenal ajaran Tri Hita Karana, bagaimana menjaga keseimbangan antar sesama manusia, dengan alam semesta, dan Tuhan yang Maha Esa.
Namun belakangan hal ini tampak agak bergeser, karena masifnya pembangunan mengatasnamakan pariwisata. Tentu saja hal itu kemudian akhirnya harus mengorbankan banyak hal, termasuk salah satunya alam Bali.
Baca juga: 2 TEWAS Warga di Gianyar Akibat Tembok Roboh, Dampak Cuaca Ekstrem Landa Bali Sejak 8 September 2025
Baca juga: KISAH PILU Banjir Bandang di Bali, Nasib Komang Oka Begitu Tragis, Ketut Anik Pasrah Saat Hanyut

Untuk itu, Ari Dwipayana memberikan statement terkait bencana banjir bandang yang terjadi di Bali, disampaikan pada tanggal 11 September 2025. Di antaranya sebagai berikut:
1. Menyampaikan duka cita mendalam pada keluarga korban meninggal, saat terjadinya bencana banjir serta rasa solidaritas- simpati pada keluarga korban yang masih belum ditemukan.
2. Saat ini perlu menjadi prioritas Gubernur Bali dan bupati-walikota adalah wilayah terdampak banjir, dalam menjalankan aksi tanggap darurat. Mulai dari suplai logistik pada rumah tangga terdampak, evakuasi korban yang rumahnya masih terendam banjir, menemukan korban hanyut dan juga menjamin keselamatan warga jika ada banjir susulan.
3. Tahap berikutnya adalah pemulihan sosial-ekonomi, terutama pada rehabilitasi pasar-pasar tradisional yang terkena banjir, membantu perbaikan rumah-rumah tempat usaha yang terdampak dan juga perbaikan infrastruktur publik yang rusak akibat banjir.
4. Tapi yang juga harus diingat oleh Gubernur Bali, adalah langkah-langkah konkret mitigasi bencana agar peristiwa jatuhnya korban jiwa, dan kerusakan fasilitas umum dan pribadi akibat banjir tidak terulang lagi di masa akan datang. Jangan hanya menyalahkan curah hujan tinggi saja.

5. Saatnya Gubernur Bali dan bupati-walikota se-Bali mulat sarira. Evaluasi terhadap kebijakan dan tata kelola mitigasi resiko bencana banjir. Seperti evaluasi terhadap kebijakan tata ruang, evaluasi kebijakan perizinan di area resapan air dan juga evaluasi tata kelola di daerah aliran sungai.
Evaluasi itu penting, agar kerusakan ekologis tidak berjalan semakin masif dan berdampak pada bencana yang lebih besar di kemudian hari. Jangan hanya menjadikan Nangun Sad Kerti Loka Bali sebagai slogan tanpa tindakan nyata (konkret).
6. Saya juga mengajak warga Bali, melakukan gerakan tandur toya: menanam air dengan menjaga, memperbanyak dan memperluas area resapan air. Dalam konteks ini, gunung dan hutan di wilayah hulu harus dijaga sebagai area resapan air yang penting.
Karena itu kita harus terapkan Sad Kertih terutama Wana Kertih, Giri Kertih dan Ranu Kertih bukan semata mata ritual tapi aksi nyata untuk menjaga area resapan air.
Selain itu Bali juga punya 4 danau sebagai bendungan raksasa. Danau juga harus dijaga bukan hanya dengan ritual Ranu Kertih, tapi menjaga 4 danau ini dari sedimentasi dan polusi/pencemaran. Ini bisa dilakukan dengan kebijakan berpihak untuk menjaga daerah resapan air.
TEWAS Sudiastawa & Ditemukan di Halaman Rumah, Diduga Tersengat Listrik Saat Geser Pintu Pagar Rumah |
![]() |
---|
BALI DARURAT BANJIR! Berikut Rekap Daftar Korban Jiwa, Korban Luka & Kerugian Warga Akibat Bencana |
![]() |
---|
MIMPI Buruk Keluarga Korban Toko Ambruk di Jalan Sulawesi Denpasar, 3 Selamat 3 Hanyut Masih Dicari! |
![]() |
---|
WARGA Jembrana Meninggal, Diduga Tersetrum Listrik Geser Pintu Pagar Rumah, Hujan Deras dan Banjir |
![]() |
---|
2 TEWAS Warga di Gianyar Akibat Tembok Roboh, Dampak Cuaca Ekstrem Landa Bali Sejak 8 September 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.