GWK Bali
BARU Tembok di Jalan Maghada Saja yang Dibongkar GWK! Disel Minta Pagar di Sepanjang Jalan Dibuka
Pantauan Tribun Bali di lokasi pembongkaran sekira pukul 15.30 WITA terlihat alat berat melakukan pembongkaran pagar tembok beton.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
“Kalau dia niatin dengan baik geser tembok ikhlaskan untuk jalan masyarakat sesuai dengan Tri Hita Karana, Paras Paros Segalak Segilik Salunglung Subayantaka kedamaian kemakmuran sesuai lambang Garuda Wisnu sesuai simbol suci Agama Hindu. Kita ingin tembok dibuka di sepanjang jalan menurut fakta dan data serta keterangan BPN Badung itu jalan, sehingga polemik tentang jalan tidak berkepanjangan,” papar Disel Astawa.
Sementara itu, mantan Kelian Dinas Banjar Giri Dharma periode 2006–2012, I Wayan Arkanuara, menceritakan saat ia masih menjabat sebagai Kelian Dinas sebelumnya lahan tersebut awalnya milik warga, kemudian diserahkan ke GWK sekitar tahun 2000-an. Kemudian di tahun 2007 ada penyerahan jalan dari pihak GWK kepada warga Giri Dharma untuk diaspal sesuai surat berita acara tertanggal 30 Oktober 2007.
“Dari sisi perkembangan yang saya tahu pada 2007 tanah ini telah diserahkan kepada warga Giri Dharma untuk diaspal. Lebar aspal 5 meter kanan kiri 50 cm jalan dengan panjang sekitar 6.800 meter pada tanggal 30 Oktober 2007, pada waktu itu,” paparnya saat ditemui di sekitar Jalan Magadha.
Mengenai status kepemilikan tanah itu dihibahkan atau dijadikan jalan umum? Pihaknya kurang memahami dan kewenangan penuh berada di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Namun intinya yang jelas dari pihak GWK memang pernah menyerahkan tanah untuk dijadikan jalan di tahun 2007.
Hal ini sesuai surat berita acara waktu itu tertanggal 30 Oktober 2007. Ia pun bersyukur selama setahun terakhir meskipun berdiri pagar tembok beton menutup akses keluar masuk warga tidak ada kematian atau pun musibah kebakaran. Karena jika terjadi kematian atau musibah kebakaran dan lainnya tidak terbayang bagaimana caranya mengangkat jenazah dengan posisi terisolir seperti itu.
“Saya bersyukur setahun ini meski warga sempat terisolasi, astungkara tidak ada warga yang cuntaka (kematian) maupun ada musibah kebakaran,” ungkapnya.
Lalu berembus isu sejak pembongkaran pagar tembok beton Rabu (1/10) kemarin mengenai rencana penutupan permanen di depan Jalan Magadha dan akan bergeser. Tetapi isu rencana tersebut pihaknya meminta agar tidak menyetujui rencana tersebut meskipun pagar tembok beton yang sepanjang Jalan Magadha telah dibongkar nantinya.
“Kalau boleh, saya mohon Pak Gubernur dan Bupati jangan menyetujui penutupan permanen itu. Akses tersebut sangat penting sebagai jalur alternatif anak-anak sekolah. Risikonya jauh lebih ringan dibanding harus lewat jalur di depan hotel Four Point Ungasan,” jelasnya.
Sebab sejumlah insiden kecelakaan lalu lintas sering terjadi di simpang Jalan Pura Pengulapan - Jalan Uluwatu bahkan akibat kecelakaan sedikitnya ada lima orang meninggal dunia di tempat. Di mana pada tahun 2014 ada ibu dan anak menjadi korban meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan. Lalu tahun 2023 ada kecelakaan lalu lintas pengendara sepeda motor menabrak truk mogok.
Bahkan seminggu lalu disebut Arkanuara, ada rumah ditabrak truk yang mundur. Kecelakaan tersebut tidak ada korban jiwa. Dengan fakta-fakta sering terjadinya kecelakaan lalu lintas, ia berharap pembongkaran pagar tembok beton GWK tidak hanya membuka akses sempit di depan rumah warga sepanjang Jalan Magadha, melainkan digeser agar masyarakat benar-benar leluasa keluar masuk. (zae)
Penggeseran Secara Bertahap
Manajemen Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali membongkar pagar tembok di Jalan Maghada Banjar Adat Giri Dharma Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Kamis (2/10). Mengenai kelanjutan proses pembongkaran ini, manajemen GWK memberikan keterangan tertulis.
“Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali menegaskan komitmennya untuk memenuhi kesepakatan bersama Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Badung dalam membuka akses jalan bagi masyarakat,” tulis Manajemen GWK Cultural Park Bali yang diterima Tribun Bali, Kamis (2/10).
“Sejak 1 Oktober, GWK telah memulai proses penggeseran tembok pembatas di sisi selatan kawasan, sebagai bentuk nyata dukungan terhadap kearifan lokal dan kebutuhan warga sekitar,” tulis manajemen GWK lagi.
Manajemen GWK menjelaskan bahwa pekerjaan penggeseran ini dilakukan secara bertahap, mengingat adanya faktor teknis dan keselamatan yang harus diprioritaskan. “Proses ini membutuhkan waktu agar dapat diselesaikan dengan baik, sehingga tidak hanya membuka akses tetapi juga menjaga keamanan dan kelestarian kawasan GWK sebagai destinasi budaya dan pariwisata internasional.”
Manajemen GWK berkomitmen untuk menyelesaikan penggeseran tembok ini dan berharap proses yang berlangsung tidak mengurangi kenyamanan dan tidak mengganggu aktivitas warga sekitar. (zae)
Pembongkaran Pagar Beton Dikawal Ketat, GWK Beri Pernyataan Resmi |
![]() |
---|
Sudah 50 Meter, Manajemen GWK Lanjutkan Pembongkaran Tembok Beton di Jalan Maghada |
![]() |
---|
GWK Akhirnya Bongkar Sebagian Pagar Tembok, DPRD Bali Minta Gubernur Ambil Langkah Tegas |
![]() |
---|
BONGKAR SEMUA! Pagar Tembok GWK Baru Sebagian, DPRD Bali Minta Gubernur Ambil Langkah Tegas |
![]() |
---|
TERPAKSA Pakai Lahan Kosong Orang Keluar Masuk Rumah, Kini Tirtayasa Senang GWK Bongkar Temboknya! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.