Berita Bali
Prof I Wayan Dibia Luncurkan 3 Buku Sastra di Bali, Rayakan 50 Tahun Pernikahannya
Prof. Dibia menuturkan, peluncuran tiga buku ini bukan sekadar perayaan pencapaian kreatif, melainkan juga ungkapan rasa syukur
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Adapun Temali Batin ditulis dalam waktu dua bulan dan berisi 77 puisi sebagai ungkapan syukur atas lima dasa warsa kehidupan rumah tangganya.
Pembedah, I Dewa Gede Windhu Sancaya mengapresiasi kiprah Prof. Dibia yang dinilai memiliki kerendahan hati dan keterbukaan terhadap kritik, bahkan dari generasi muda.
“Meski senior dan berpengalaman, beliau tetap mau karyanya dinilai oleh yang lebih muda. Itu menunjukkan kerendahan hati yang patut diteladani,” ujar dosen Universitas Udayana itu.
Windhu menilai kehadiran Prof. Dibia di dunia sastra menjadi angin segar bagi sastrawan Gianyar, dengan gaya bahasa lugas, puitik, dan berakar pada tradisi.
Ia juga menyoroti pengaruh kuat seni pertunjukan dalam buku Gumi Inguh Tan Pasuluh.
Sementara itu, Ni Nyoman Ayu Suciartini menyebut karya-karya Prof. Dibia sebagai sumber inspirasi bagi generasi muda, terutama dalam hal ketahanan cinta dan nilai keluarga.
"Satu Kapal Dua Cinta memberi nuansa baru bagi generasi yang kini takut menikah. Perjalanan cinta Prof. Dibia dan istri selama 50 tahun patut dijadikan teladan,” ujarnya.
Sedangkan Jero Penyarikan Eriadi Ariana, yang membedah kumpulan puisi Temali Batin, menilai karya tersebut membawa pembaca ke ruang pribadi sang maestro.
“Setiap puisinya lugas dan naratif, namun tetap kental nuansa Bali-nya,” katanya.
Wakil Rektor ISI Denpasar sekaligus Ketua Majelis Kebudayaan Bali (MKB), Prof. I Komang Sudirga, menyebut Prof. Dibia sebagai sosok ngunda bayu yang tidak pernah berhenti berkarya.
“Beliau mengalihkan ekspresi dari seni tari dan tabuh ke dunia sastra. Karya-karyanya bukan hanya catatan pribadi, tapi juga bentuk keprihatinan terhadap kondisi sosial dan budaya Bali masa kini,” ujarnya.
Sudirga menambahkan, pesan Prof. Dibia tentang pentingnya menjaga martabat seni dan budaya Bali di tengah arus digital menjadi refleksi penting bagi para akademisi dan seniman muda. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.