bisnis
DAMPAK Positif Bagi Warga Belum Ada, Pakar Energi UNUD Soroti Proyek LNG 3,5 Km di Bali!
Penentuan lokasi tersebut sebagaimana rekomendasi otoritas yang kompeten yakni mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Pakar Energi asal Bali Prof. Dr. Ida Ayu Dwi Giriantari memberikan sorotan ihwal penentuan lokasi Terminal Khusus Liquid Natural Gas (Tersus LNG) sejauh 3,5 kilometer (km) dari garis pantai Bali.
Penentuan lokasi tersebut sebagaimana rekomendasi otoritas yang kompeten yakni mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada tahun 2023 dan Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2025.
Menurutnya, gelombang pro dan kontra disebabkan pemahaman yang belum utuh terkait manfaat proyek. Kata dia, masyarakat seringkali mengharapkan keuntungan yang langsung terasa, sementara manfaat energi bersih seperti LNG bersifat jangka panjang.
Baca juga: Turyapada Tower Siap Beroperasi Akhir 2026, Koster Tinjau Progres Pembangunan Tahap Kedua!
Baca juga: TRUK Pakan Ternak Terguling di Desa Jehem Bangli, Usai Gagal Nanjak! Begini Kondisi Sang Sopir
“Masyarakat khan ingin melihat untungnya saat ini gitu. Mereka berpikir setiap ada investasi, itu hanya keuntungannya untuk investor. Jaminan bahwa masyarakat memperoleh dampak positifnya itu belum ada,” kata Guru Besar Universitas Udayana ini, kepada Tribun Bali, pada Minggu (28/9).
Dinamika terbaru proyek LNG Bali, yakni titik pembangunan semula yang telah dipindahkan dari 500 meter menjadi 3,5 km sesuai usulan pusat untuk mengakomodir aspirasi keamanan.
Profesor di Departemen Teknik Elektro Universitas Udayana dan memimpin Center for Community Based Renewable Energy (CORE) itu menilai titik itu sudah ideal karena jauh dari permukiman dan tidak mengganggu jalur pelayaran.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, manfaat energi bersih bagi Bali bersifat jangka panjang dan multidimensional. Mulai dari peningkatan kualitas udara, penguatan brand pariwisata hijau, hingga penghematan anggaran kesehatan. “Yang jelas, untuk masa depan anak cucu kita. Keuntungan jangka panjangnya luar biasa,” tegasnya.
Pihaknya mendorong agar sosialisasi dan harmonisasi proyek yang menjanjikan manfaat kemitraan bagi wilayah sekitar seperti Intaran dan Serangan harus terus diintensifkan.
Pakar yang baru saja meraih penghargaan bergengsi Solar Award dalam International Solar Summit (ISS) 2025 atas kontribusinya di bidang energi terbarukan ini menegaskan bahwa kehadiran LNG merupakan bagian penting dari peta jalan transisi energi Bali menuju Net Zero Emission 2045.
Kata dia, proyek ini tidak hanya untuk menyediakan energi yang lebih bersih tetapi juga untuk mewujudkan kemandirian energi dan stabilitas pasokan listrik di Bali.
“Perlu pendekatan yang komprehensif dan transparan dari semua pemangku kepentingan untuk memastikan agenda strategis ini,” kata dia. (ian)
CADANGAN Batu Bara Indonesia 31,9 Miliar Ton, Bali Tuan Rumah Internasional Fastmarkets CT Asia 2025 |
![]() |
---|
POTENSI Besar di Industri Crypto di Indonesia, OJK Sebut Transaksi Crypto Alami Kenaikan Tiap Bulan |
![]() |
---|
TUMBUH 10 Persen Produksi Tahu-Tempe, Butuh 3,4 Juta Ton Per Tahun, Dampak Harga Beras & Daging Naik |
![]() |
---|
Industri Furnitur Diprediksi Tumbuh Moderat, Simak Alasannya Berikut Ini |
![]() |
---|
RUPIAH Anjlok ke Rp16.601 Per Dolar AS, Simak Alasannya! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.