Berita Nasional

Devisa Boncos Hingga 6 Miliar USD, Kemenpar dan Kemenkes Dorong Wisata Medis

Indonesia memiliki potensi besar dalam wisata kesehatan. Kemenpar terus memperkuat pengembangan paket wisata kesehatan

istimewa
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memperkuat kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui sinergi program dan kegiatan untuk mendorong pengembangan dan penyelenggaraan wisata kesehatan di Indonesia. Devisa Boncos Hingga 6 Miliar USD, Kemenpar dan Kemenkes Dorong Wisata Medis 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memperkuat kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui sinergi program dan kegiatan untuk mendorong pengembangan dan penyelenggaraan wisata kesehatan di Indonesia.

Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Jumat 21 November 2025, di Kantor Kemenkes, Jakarta.

“Kerja bersama ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan pariwisata sekaligus menegaskan komitmen menghadirkan wisata kesehatan yang berkualitas, berkesinambungan, dan berdaya saing,” kata Menpar Widiyanti.

MoU tersebut menjadi dasar kolaborasi di berbagai bidang, mulai dari penyusunan kebijakan dan program wisata kesehatan; peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM); pertukaran serta pemanfaatan data dan informasi; pengembangan investasi dan pemasaran layanan kesehatan; hingga pembentukan kelompok kerja pariwisata kesehatan.

Baca juga: Kemenpar Identifikasi 2.612 Unit Akomodasi Wisata Ilegal di Bali

Menpar Widiyanti menjelaskan Indonesia memiliki potensi besar dalam wisata kesehatan. 

Setiap tahun sekitar 2 juta WNI melakukan wisata medis ke luar negeri, menyebabkan potensi kebocoran devisa hingga 6 miliar dolar AS. 

Peluang ini menjadi ruang strategis bagi Indonesia untuk menyediakan layanan kelas dunia di dalam negeri, sekaligus memperkuat ekosistem layanan kesehatan nasional.

Pada sektor wellness tourism, Indonesia memiliki kekuatan intrinsik dari tradisi herbal, praktik pemulihan tubuh dan pikiran, serta keragaman bentang alam. 

Nilai pasar wellness Indonesia mencapai 56,4 miliar dolar AS dengan pertumbuhan 6,65 persen pada 2019–2023. 

Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara dan salah satu yang tumbuh tercepat di Asia Pasifik.

“Kekuatan pasar wellness yang terus meningkat perlu dimanfaatkan sebagai momentum percepatan pengembangan medical dan wellness tourism,” ucap Menpar.

Kemenpar akan terus memperkuat pengembangan paket wisata kesehatan berbasis layanan unggulan rumah sakit, memperluas promosi fasilitas medis, serta memfasilitasi kemitraan antara rumah sakit, industri pariwisata, dan penyedia layanan perjalanan.

Melalui sinergi dengan Kemenkes, kedua kementerian menargetkan penyusunan peta jalan (roadmap) wisata kesehatan yang lebih terarah serta pembentukan kelompok kerja yang memastikan pengembangan berjalan end to end dan lintas sektor secara efektif.

Kedua, kementerian juga akan memperkuat kurasi dan promosi layanan wisata kesehatan, termasuk penetapan standar pelayanan dan pengembangan produk prioritas. 

“Termasuk penyelenggaraan forum industri dan investasi untuk memperkuat ekosistem pendukung sektor,” kata Menpar.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved