Wayan Sukadana Ngaku Begal Empat Wanita di Sukawati, Hasilnya Dibeli Tuak dan Foya-Foya!
Perawakan Wayan Sukadana kalem, badan kurus serta tinggi tidak lebih dari 145 centimeter
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR– Pelaku begal yang kerap ‘memangsa’ ibu-ibu di Kecamatan Sukawati dan beberapa lokasi di Kabupaten Gianyar, mengaku menyesali perbuatannya.
Namun mirisnya, pelaku I Wayan Sukadana (25) alias Minggik, asal Banjar Kertayasa, Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh itu mengaku sengaja melakukan perbuatannya hanya untuk membeli miras dan berfoya-foya.
Ditemui di Polres Gianyar, Rabu (12/10/2016), perawakan Minggik tidaklah sesangar yang dibayangkan masyarakat.
Baca: Pelaku Begal Empat Wanita di Sukawati Ditangkap, Wayan Sukadana Telah Beraksi di 365 TKP!
Perawakannya kalem, badan kurus serta tinggi tidak lebih dari 145 centimeter.
Namun bagaimanapun, dia telah berhasil membuat ketakutan korban-korbannya, sehingga beberapa korban tidak berani melaporkan perbuatannya ke polisi.
Kapolres Gianyar, AKBP Waluya mengatakan penangkapan pelaku berawal dari laporan seorang korban Ni Ketut Supartini yang dibegal, Selasa (11/9/2016) lalu.
Berdasarkan laporan tersebut, Sat Reskrim Polres Gianyar melakukan penyelidikan, dan hasilnya pelaku kejahatan mengarah pada pemuda asal Kertayasa tersebut.
Pelaku pun dibekuk di rumahnya, Selasa (11/10/2016) siang.
“Tidak ada perlawanan, hanya saja pelaku sempat mau kabur. Tapi bisa ditangkap tim Buser,” ungkapnya.
Berdasarkan interogasi pihak kepolisian, kata AKBP Waluya, pelaku mengaku melakukan perbuatannya sebanyak 10 kali dengan delapan tempat kejadian perkara (TKP).
Diantaranya, dua kali di Banjar Tangsub Desa Celuk, sekali di depan Pasar Seni Guwang, sekali di Banjar Tegal Guwang, tiga kali di Desa Pering Blahbatuh, dan sekali di Banjar Temesi Gianyar.
“Sebagian besar aksinya dilakukan sekitar jam satu hingga tiga dini hari. Hanya sekali saja yang dilakukan pukul Sembilan pagi. Berdasarkan ini, kami akan lebih mengintensifkan patroli dan razia pada dini hari. Sebab waktu kejahatan telah bergeser pada dini hari,” kata Waluya.
Namun beruntung, kata AKBP Waluya, tindak kejahatan yang dilakukan pelaku tidak sampai melukai seorang korban pun.
Sebab, senjata tajam berupa golok yang kerap dibawa dala melakukan aksinya, hanya digunakan untuk menakut-nakuti agar korban mau menyerahkan uang atau barang berharganya tanpa perlawanan.