Gunung Agung Terkini

Mangku Badra Ungkap Kisah Tragis Pemilik Jono dan Joni yang Setia Temani Pendaki Gunung Agung

Saat Jono dan Joni masih anak-anak, Upih sering mengajak kedua anjingnya itu bermain di dekat Pura Giri, jalur yang dilewati para pendaki

Koleksi pribadi Mangku Badra
Mangku Badra sedang memberikan air minum kepada Jono pada 20 September 2017 lalu. 

TRIBUN-BALI.COM,  AMLAPURA- Nama dua anjing, Jono dan Joni, sangat akrab di kalangan pendaki yang pernah menuju puncak Gunung Agung.

Kedua anjing tersebut tinggal di dekat Pura Tirta Giri Kusuma yang berjarak sekitar 4 jam perjalanan dari Pura Besakih.

Kedua hewan ini dikenal sebagai anjing pemandu para pendaki gunung.

Baca: Pelinggih Bergeser Hingga Patah, Ratusan Rumah di Sekitar Gunung Agung Retak-retak

Wayan Mangku Badra, warga Dusun Pala Desa Besakih yang juga berprofesi sebagai pemandu wisata Gunung Agung kepada Kompas.com, Jumat(6/10/2017) bercerita, terakhir bertemu Joni adalah saat turun dari Gunung Agung pada tanggal 20 September 2017 lalu, dua hari sebelum status Gunung Agung naik menjadi awas.

"Saat itu saya ngasih minum Joni. Ini fotonya sempat difoto oleh salah seorang teman. Joni ini anjing betina saat bertemu terakhir dia seperti habis melahirkan. Tapi saya nggak ketemu sama anak-anaknya dan juga Jono, pasangannya. Kalau Jono warnanya dominan hitam," jelas Mangku Badra.

Lelaki yang mendaki Gunung Agung pertama kali pada tahun 1973 ini menceritakan, Jono dan Joni adalah milik seorang pemuda yang akrab dipanggil Upih.

Saat Jono dan Joni masih anak-anak, Upih sering mengajak kedua anjingnya itu bermain di dekat Pura Giri, jalur yang dilewati para pendaki.

Hingga kemudian Upih ditemukan tewas bunuh diri di dekat area tersebut.

"Kejadian itu sekitar 2 tahun yang lalu. Saya kenal Upih karena kita tinggal berdekatan. Tidak tahu alasan apa dia bunuh diri. Sejak saat itu Joni dan Joni tidak mau turun dari sekitar Pura Giri," jelasnya.

Menurut Mangku Badra, banyak pendaki yang melewati jalur pendakian memberi makan dan minum kepada Jono dan Joni, sehingga mereka berdua menjadi jinak.

Mereka juga selalu ikut rombongan pendaki hingga ke puncak Gunung Agung.

"Mereka lari naik lebih dulu. Jika rombongan tidak terlihat, mereka akan menunggu tapi jika terlalu lama Jono dan Joni akan kembali mencari rombongan pendaki. Mereka jadi legenda di antara para pendaki yang pernah ke Gunung Agung," ungkapnya.

Setelah status Gunung Agung naik menjadi awas, Mangku Badra mengaku tidak tahu bagaimana nasib Jono dan Joni.

Dia sempat naik kembali pada tanggal 22 September untuk mengajak Jono dan Joni turun, tetapi kedua anjing tersebut menolak dan balik arah menuju Pura Giri.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved