Gubernur Koster: Balian Akan Dibuatkan Loket Khusus di Rumah Sakit, Obati Gunakan Mantra
Gubernur Koster: Balian Akan Dibuatkan Loket Khusus di Rumah Sakit, Obati Gunakan Mantra
Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- "Balian (dukun) dan tukang pijit akan diberlakukan secara resmi. Akan dibuat loket-loket di rumah sakit pemerintah maupun swasta sampai ke tingkat bawah itu akan dibuka loket khusus sebagai satu pilihan (pengobatan)," kata Gubernur Bali, Wayan Koster ketika Aliansi BEM se-Bali beraudiensi di Wiswa Sabha Gubernur Bali, Rabu (31/10/2018).
Dukun ini bisa mengobati dengan tenaga prana, menggunakan mantra-mantra dan bisa sembuh sehingga akan disediakan disediakan tempat dan bertarif.
"Ini bertarif dia. Satu paket sembuh bayar sekian. Kalau saat ini paling dikasi canang sari, dikasi 100 ribu tidak menghargai. Kan sudah bisa disembuhkan," katanya.
Baca: Sebelum Jatuh, Lion Air JT 610 Terbang dengan Speed 340, Pilot Senior: Itu Tak Masuk Akal
Baca: Ini Alasan Pesawat Lion Air Kerap Delay, Maraknya Protes Penumpang Malah Bikin Terkenal
Ia juga menambahkan padahal berobat ke dokter beberapa kali tidak sembuh lalu datang ke dukun sekali sembuh masak dihargai tidak sampai Rp 1 juta.
Sehingga dukun dan sejenisnya ini akan ia resmikan.
Baca: Istri Menunggu AKBP Mito dengan Membawa Baju Dinas, Tapi Pesawat Lion Air JT-610 Tak Jua Mendarat
Baca: Saksi Hidup Ungkap Detik-detik Penumpang Pesawat Lion Air JT-610 di Bandara Soetta, Tak Perlu Antri
Akan buatkan asosiasi terlebih dahulu agar tidak ada malpraktik dan dibuat SOP-nya agar ada kode etiknya.
"Itu harus diberdayakan, jangan diremehkan itu kelebihan, talenta. Nanti akan ada databasenya dibuatkan listnya," imbuhnya.
Baca: 3 Pria, Janda Muda, dan Wanita 15 Tahun Kepergok di Satu Kamar, Kenakan Kain Sarung di Toilet
Baca: Sebelum Jatuh, Lion Air JT 610 Terbang dengan Speed 340, Pilot Senior: Itu Tak Masuk Akal
Koster melanjutkan, "Sekarang yang bisa menyembuhkan patah tulang di Karangasem kan tidak semua tahu. Kalau itu dibuka dan diresmikan banyak dan laku keras dengan tarif resmi, aduh bisa kalah dokter spesialisnya." (*)