Tahun 2018 Banyak Penemuan Ular di Pemukiman, BPBD Catat Ada 158 Penanganan Hewan Masuk Rumah

Menurut keterangan Kepala BPBD Kota Denpasar, jenis yang paling banyak diamankan adalah ular sanca, ular piton, ular kobra, ular sawah

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Busrah Ardans
Kepala BPBD Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa saat disambangi tribun-bali.com di ruang kerjanya, Jumat (11/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Bali Busrah Ardans

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sudah 11 hari memasuki tahun 2019 dan ada 10 kali penanganan ular masuk rumah oleh BPBD Kota Denpasar.

Reptil satu ini kerap kali ditemukan di pemukiman dan membuat penghuninya takut.

Menurut keterangan Kepala BPBD Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa, jenis yang paling banyak diamankan adalah ular sanca, ular piton, ular kobra, dan ular sawah.

Data BPBD Kota Denpasar menyebutkan, sepanjang tahun 2018 ada 158 kejadian penanganan hewan masuk rumah warga.

Namun, jumlah pasti ular yang berhasil diamankan masih dalam proses perangkuman.

"Satu tahun ini (2018) ada 158 kejadian yang berkaitan dengan pengamanan ular dan hewan lainnya. Tapi jumlahnya (ular) bisa diperkirakan tidak jauh dari jumlah kejadian yang ditindaklanjuti BPBD. Saat ini masih dalam perincian jumlah," kata Joni saat ditemui di ruangannya, Jumat (11/1/2019).

Ia bahkan menyebut, sejak awal tahun 2019 hingga hari ini sudah ada 10 kali penanganan ular oleh BPBD Kota Denpasar.

"Tadi pagi dini hari juga ditemukan ular jenis sanca di Jalan Segara Ayu, Sanur Denpasar. Dengan ukuran sebesar lengan orang dewasa. Itu berarti sejak awal tahun hingga hari ini, kami ada 10 kejadian ular yang masuk ke pemukiman warga," sebutnya kepada tribun-bali.com.

Lantas bagaimana ular bisa masuk rumah warga?

Joni juga mengaku heran kenapa sepanjang tahun 2018 banyak penemuan ular masuk pemukiman.

"Disamping perkembangbiakannya cepat, kemungkinan ular masuk rumah warga itu karena hanyut terbawa arus sungai dan berhenti di sekitar pemukiman, lalu mencari makan di pemukiman,"

"Apalagi banyak juga rumah dekat sungai, terus bisa jadi ada yang pelihara. Atau dia (ular) cari makan seperti tikus, ayam, bebek di rumah warga. Kan yang tadi malam itu makan bebek karena ada ternak bebek. Bahkan beberapa waktu lalu di Kesiman itu makan burung di sangkarnya," kata Joni memberikan alasan.

Diungkapkan Joni, anggota BPBD Kota Denpasar tidak mempunyai tim khusus penanganan hewan liar.

Meski demikian, BPBD Kota Denpasar tetap bisa melakukan penanganan bermodal keberanian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved