Viral, Awan Lenticularis Terlihat di Atas Gunung Agung, Ini Bahayanya
Pasalnya, awan yang terlihat menggumpal tersebut menyerupai bentuk UFO atau pun seperti angin puting beliung.
Penulis: Rino Gale | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Unggahan foto awan Lenticularis di Karangasem, Bali tepatnya di atas Gunung Agung menjadi viral di media sosial hari ini, Kamis (24/1/2018).
Pasalnya, awan yang terlihat menggumpal tersebut menyerupai bentuk UFO atau pun seperti angin puting beliung.
Prakirawan BMKG Wilayah III, I Wayan Wirata menjelaskan, jenis awan tersebut memang biasa terjadi di daerah pegunungan yang diakibatkan oleh pergerakan udara di area pegunungan tersebut.
Baca: Ini Yang Akan Terjadi Pada Pesawat Bila Melintasi Awan Lenticular di Sekitar Gunung Agung
"Fenomena awan ini disebut Lenticular serta pembentukan awan bermacam-macam namun menyerupai piring yang melengkung. Lama-lama awan tersebut bergeser dan meluruh (terbersit dan menjadi awan biasa)," ujarnya.
"Dengan adanya fenomena ini, tidak ada potensi hujan ataupun angin kencang yang terjadi, hanya kecil kemungkinannya," tambahnya
Namun, dengan adanya awan lenticular tersebut justru membahayakan penerbangan, pasalnya awan tersebut bisa memicu turbulensi.
"Turbulensi itu gerakan udara yang tidak beraturan atau berputar tidak beraturan akibat perbedaan tekanan atau temperatur. Fenomena ini, tentu sangat mengganggu penerbangan," ujarnya.
Peringatan BMKG
Adapun BMKG memperkirakan cuaca tiga hari kedepan mulai tanggal 23-25 Januari 2019 secara umum berpotensi hujan ringan sampai sedang.
Dengan suhu udara berkisar antara 22-31 derajat celsius serta angin angin umumnya bertiup dari arah barat Daya-Barat laut dengan kecepatan 8-45 km/jam.
Untuk tinggi gelombang laut di perairan Utara Bali berkisar 0.5-4 meter, di perairan selatan Bali 0.75-5/6 meter dan di selat Bali 0.75-5/6 meter dan di selat Lombok 0.75-5/6 meter.
"Hal ini disebabkan wilayah Bali telah memasuki musim hujan serta suhu muka laut di sekitar wilayah Bali berkisar 28-30 derajat celsius. Hal tersebut lah yang memberikan kontribusi penguapan air untuk pembentukan awan-awan hujan," ujar I Wayan Wirata selaku Prakirawan BMKG Wilayah III, Kamis (24/1/2019)
Himbuannya, "Masyarakat nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari agar memperhatikan tinggi gelombang laut serta tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir. Agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir," harapanya. (*)