Pengakuan Sang Ayah Saat Anaknya Dijadikan Sosok Dewi Kumari, Gadis Kecil yang Disembah di Nepal
visual seorang wanita seperti bidadari yang terbang tidak menapak Bumi, bercahaya, dan memiliki paras yang sangat cantik.
Pengakuang Sang Ayah Saat Anaknya Dijadikan Sosok Dewi Kumari, Gadis Kecil yang Disembah di Nepal
TRIBUN-BALI.COM - Apa yang terbayang dalam benak Anda ketika mendengar kata dewi?
Mungkin sebagian besar dari kita akan memunculkan visual seorang wanita seperti bidadari yang terbang tidak menapak Bumi, bercahaya, dan memiliki paras yang sangat cantik.
Dalam berbagai cerita dan kepercayaan, sosok dewi digambarkan bukan sebagai manusia. Namun sebagai sosok yang turun dari kahyangan.
Lantas bagaimana bila sosok dewi memang ada di bumi dan terlihat secara kasat mata oleh manusia?
Sebuah tradisi di Nepal mempercayai adanya seorang manusia dengan julukan Dewi Kumari yang terlahir sebagai titisan Dewi Taleju.
Baca: Mengenal Sosok Pangeran George Calon Raja Inggris, Kuasai 5 Skill Dewasa di Usia 5 Tahun
Baca: Beres Jalani Hukuman di LP Kerobokan, Pria Berinisial KI kembali Dilaporkan ke Polisi, Diduga KDRT
Baca: UPDATE, Penahanan Vanessa Angel Ditunda Gara-gara ini, Berikut Penjelasan Polisi
Baca: Vanessa Angle Jatuh Pingsan Saat Diperiksa, Kepala Rumah Sakit Ungkap Fakta Ini
Dewi Kumari sendiri merupakan dewi hidup yang disembah oleh umat Buddha dan Hindu di Nepal.
Mereka diangkat menjadi Dewi Kumari sejak usia yang masih sangat kecil sekitar 3-5 tahun.
Dalam pemilihan untuk menjadi seorang Dewi Kumari harus melalui sebuah ritual yang dilakukan oleh para pemuka agama di kuil suci agama Hindu.
Dalam proses penilaian, para pemuka agama akan membaca berbagai pertanda dan melakukan penilaian berdasarkan 32 sisi kesempurnaan fisik manusia.
Nihira Bajracharya, seorang gadis berusia lima tahun harus merelakan masa kanak-kanaknya untuk menjadi seorang Kumari terpilih pada Februari 2018 kemarin.
Sebagai seorang Dewi Kumari, Nihira tidak boleh menapakan kaki di tanah dan tidak diperbolehkan untuk berbicara dengan orang lain selain dengan keluarganya.
Kumari terpilih juga harus tinggal terpisah dengan orang tuanya dan tidak diperbolehkan untuk meninggalkan kuil.
Dewi Kumari diizinkan untuk meninggalkan kuil hanya pada saat ritual dan festival salah satunya festival Bhoto Jatra, sebuah festival perayaan yang diadakan untuk mensyukuri atas datangnya musim hujan.
Saat festival berlangsung, Kumari hanya boleh digotong dengan tandu emas dan diangkat oleh orang-orang terpilih.