Kronologi Bayi Dibuang di Pinggir Bypass Kusamba Hingga Dirubung Semut, Kini Kondisinya Sehat
Penampilannya pagi itu tampak agak lusuh. Ia sengaja terburu-buru menuju Puskesmas untuk melihat bayi yang ditemukan warga tergeletak di pinggiran
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Ni Made Rusmini (40) sedang duduk menanti di ruang tunggu Puskesmas Dawan II, Klungkung, Senin (4/2).
Penampilannya pagi itu tampak agak lusuh. Ia sengaja terburu-buru menuju Puskesmas untuk melihat bayi yang ditemukan warga tergeletak di pinggiran ruas jalan Bypass Kusamba.
Ia sangat berharap dapat mengadopsi bayi yang sengaja dibuang oleh orang tuanya di pinggiran jalan raya tersebut
"Kalau diizinkan, saya mau mengadopsi anak itu. Saya sembilan tahun sudah menikah, belum dikaruniai anak," ungkap Rusmini yang terus menanti agar diizinkan melihat bayi laki-laki itu
Tidak berselang lama, warga lain juga berdatangan ke Puskesmas Dawan II. Mereka juga ingin melihat dan mengadopsi bayi tersebut. Bahkan seorang petugas kepolisian dari Polsek Dawan, I Ketut Alit Mahardika, juga berusaha untuk dapat mengadopsinya
"Tega sekali orang tuanya. Kalau diizinkan, saya mau mengadopsinya. Kasian sekali," terang Ni Putu Adnyani yang juga ditemui di depan Puskesmas Dawan II
Penemuan bayi laki-laki dalam keadaan selamat di pinggir jalan Bypass Kusamba tersebut, memang mendapat simpati masyarakat. Terlebih beberapa bulan sebelumnya, Klungkung juga dihebohkan dengan penemuan dua kali jenazah bayi.
Bayi laki-laki itu pertama kali diketahui oleh I Nengah Garnita (54), petani yang kerap beraktivitas di sekitar tempat kejadian penemuan bayi itu.
"Kejadiannya sekitar pukul 08.30 Wita. Ketika itu pak Gar (Garnita) mendengar tangisan. Setelah dia menuju ke arah asal tangisan, dilihatnya ternyata ada seorang bayi di sana. Dia langsung menghampiri saya, karena takut mengambil bayi itu," ungkap Ni Ketut Sunarsih, warga di sekitar TKP.
Sunarsih yang ikut melihat bayi itu ketika pertama kali ditemukan menjelaskan, bayi itu ditemukan tergeletak rapi di bawah pohon dan dekat dengan tiang telepon. Bayi laki-laki itu hanya berselimut handuk dan setengah tubuhnya dari kaki hingga badan dimasukan ke tas spoonbond.
"Anak itu menangis, apalagi wajahnya sudah dirubung semut. Beruntung segera ditemukan, kalu tidak bisa meninggal dunia dia," terang Sunarsih
Setelah menemukan bayi itu, warga sekitar berusaha menghubungi pihak kepolisian. Akhirnya bayi itu dilarikan ke Puskesmas Dawan II.
Kepala Puskesmas Dawan II dr I Ketut Apriantara mengungkapkan, bayi itu diterima dalam keadaan tanpa busana dan belum dibersihkan. Bahkan semut sudah sampai masuk ke hidung dan mulutnya. Tali pusar juga masih menempel di perut bayi itu.
"Dari kondisi darah yang mengering di tubuh bayi, diperkirakan ia lahir sekitar 6-8 jam sebelum ditemukan," jelas dr I Ketut Apriantara.
Dari hasil pemeriksaan, bayi tersebut dalam keadaan sehat dengan berat 2,7 Kg dan panjang 49 cm. Gerak bayi juga aktif, dan sangat lahap ketika disuapi ASI.