64 Kasus DBD Ditemukan di Denpasar, Dinkes Mulai Gencarkan Fogging
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Denpasar per tanggal 5 Februari 2019 mencapai 64 kasus.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Denpasar per tanggal 5 Februari 2019 mencapai 64 kasus.
Hal ini disampaikan oleh Kadis Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Putu Sri Armini, Rabu (6/2/2018).
"Per tanggal 5 kemarin jumlah penderita DBD di Denpasar sudah 64 orang," kata Armini.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya menekan terjadinya kasus DBD di Denpasar dengan melakukan penaburan bubuk larvasida dan fogging setiap hari secara bertahap.
Hal ini akan terus dilaksanakan di seluruh wilayah Kota Denpasar yang meliputi empat kecamatan menggunakan mesin ULV (Ultra Low Volume) yakni fogging keliling dengan mesin yang diangkut dengan mobil.
Penyemprotan ini bertujuan untuk membunuh nyamuk dewasa, namun tidak dapat membunuh jentik dan telur nyamuk demam berdarah.
Karena itu sebelum fogging saat ini dilakukan upaya pemberantasan jentik dan telur nyamuk terlebih dahulu dengan penaburan bubuk larvasida secara massal pada seluruh tempat-tempat penampungan air, baik yang positif jentik maupun yang berisiko tinggi akan terdapat jentik (larvasidasi massal) oleh semua Pemantau Jentik (JUMANTIK) bersama anggota masyarakat.
Hal ini akan dilakukan secara berkelanjutan setiap 2-3 bulan sekali.
Selain itu, dilaksanakan pula penyuluhan pencegahan DBD melalui 4M Plus yakni menguras, menutup, mengubur dan memantau benda-benda yang bisa digenangi air, serta jangan menggantung pakaian.
"Sehingga setelah fogging diharapkan tidak akan muncul lagi nyamuk-nyamuk baru yang dapat menularkan DBD," kata Kabid Bina Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. IB Gde Ekaputra.
Ekaputra menambahkan, dalam menekan kasus DBD Dinas Kesehatan Kota Denpasar untuk awal tahun ini masih fokus melaksanakan penaburan bubuk larvasida.
Fogging ULV pada musim hujan seperti saat ini dianggap belum maksimal obatnya dalam membasmi nyamuk sebab pada musim hujan ini jentik lah yang harus dibasmi terlebih dahulu.
"Apa lagi sekarang ini cuaca yang tak menentu, sebentar panas sebentar hujan akan menyebabkan banyaknya genangan air seperti pada kontainer, selokan, wadah-wadah plastik ataupun kaleng bekas, kulit buah-buahan, lubang batu, dan lain-lain. Ini tentunya menjadi tempat yang sangat potensial bagi nyamuk aedes aegypti untuk bersarang dan berkembang biak yang berakibat pada meningkatnya penularan penyakit DBD," katanya.
Dalam rentang 2 tahun menurutnya kasus DBD sudah mengalami penurunan.
Tahun 2017 mencapai 928 kasus dan menurun pada tahun 2018 menjadi 113 kasus.