Narkoba Telah Masuk ke Tingkat Banjar, Kaling Diminta Pantau Aktivitas Truna-truni di Banjar

Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan, permasalahan narkoba merupakan permasalahan global yang memerlukan perhatian serius

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
net/ilustrasi
Ilustrasi narkoba jenis sabu-19-1. Foto tidak terkait berita. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan, permasalahan narkoba merupakan permasalahan global yang memerlukan perhatian serius dan sampai saat ini belum bisa tertangani dengan baik, bahkan cenderung meningkat.

Hal tersebut ia sampaikan saat Sosialisasi dan Workshop Inpres Nomor 6 tahun 2018 di Graha Sewaka Dharma Lumintang, Denpasar, Rabu (6/2/2019).

Baca: Della Perez Diperiksa Hari Ini, Polda Jatim Jadwalkan Panggil 8 Saksi Soal Prostitusi Online Besok

Baca: Ipin Masih Fokus Latihan Fisik, Persiapan Atlet Tinju Denpasar Sambut Porprov Bali 2019

Dikatakan IGN Jaya Negara, saat ini narkoba telah masuk ke tingkat banjar.

"Transaksi narkoba ini terjadi karena ada kasempatan, karena ada interaksi. Sehingga kami minta kepada perbekel dan lurah koordinasi ke kaling untuk memantau kegiatan di banjar-banjar," katanya.

Apalagi saat ini di banjar-banjar ada kegiatan pembuatan ogoh-ogoh.

Baca: Ivan Zakaria Berharap Raih Peringkat Pertama Bali Woodball Series Junior ke III

Baca: Terbukti Pakai Narkoba, Satu PNS Pemkot Denpasar Dipecat

Jangan sampai ajang kreativitas ogoh-ogoh terganggu dengan adanya peredaran narkoba.

"Saya atensi perbekel dan lurah melakukan koordinasi ke kaling-kaling untuk pantau kegiatan anak-anak di banjar-banjar," katanya.

Menurut data World Drug Report tahun 2015, penyalahgunaan narkotika di dunia sebanyak 246 juta orang atau 5.2 persen penduduk dunia.

Baca: Erick Thohir Lepas Seluruh Sahamnya di Inter Milan, Keuntungannya Fantastis

Baca: Sejarah Pembangunan Vihara Satya Dharma, Berawal dari Nelayan yang Merantau ke Bali

Atau 1 dari 20 orang yang berumur 15 sampai 54 tahun pernah memakai narkotika.

Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, menurut survei 2015, 2.8 persen atau 4 juta penduduk menyalahgunakan narkotika.

"Setiap hari 40 sampai 50 orang meninggal dan kerugian material diperkirakan mencapai Rp 63 triliun, yang terdiri atas kerugian biaya pengobatan, pembelian narkoba, barang-barang yang dicuri dan biaya rehabilitasi," kata Jaya Negara.

Baca: Fitur Keamanan Terbaru WA 2019, Ini Cara Kunci WhatsApp Pakai Sidik Jari dan Wajah

Baca: Air Sungai Celagi Tak Bisa Mengalir ke Subak, 53 Hektar Padi di Klungkung Terancam Gagal Panen

Sehingga ia mengharapkan semua komponen ikut mendukung pemberantasan narkoba ini.

Mulai tahun 2017 pihaknya juga telah melakukan sosialisasi terkait hal ini dan melakukan tes urine kepada semua ASN.

"Tahun 2019 ini kami berikan sosialisasi untuk 365 ASN. Sementara untuk tes urine mulai tahun 2017 menyasar 1.149 ASN, tahun 2018 1.549 ASN, dan tahun 2019 rencananya 1.800 orang ASN," katanya. 

Baca: 7 Makanan dan Minuman yang Baik untuk Kesehatan Ginjal

Baca: Catat! Politeknik Negeri Sudah Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru, Cek Syarat & Tahapannya Berikut Ini

Sementara itu, Kepala BNN Denpasar, I Wayan Gede Suwahyu mengatakan secara umum pengguna narkoba di Bali sudah mengalami penurunan.

Bila sebelumnya masuk rangking 8, kini sudah berhasil duduk di rangking 13.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved