Air Sungai Celagi Tak Bisa Mengalir ke Subak, 53 Hektar Padi di Klungkung Terancam Gagal Panen
Senderan tanah milik warga di Perumahan Penasan Indah, Desa Tihingan, Klungkung, ambles sedalam 12 meter dan puluhan hektar padi terancam gagal panen
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Senderan tanah milik warga di Perumahan Penasan Indah, Desa Tihingan, Klungkung, ambles sedalam 12 meter.
Material senderan tersebut bahkan sampai menimbun Sungai Celagi yang mengairi areal persawahan di Subak Penasan. Akibat peritiwa ini, puluhan hektar padi terancam gagal panen.
Selasa (5/2/2019), alat berat tampak diparkir di areal perumahan tersebut. Rencananya alat berat itu digunakan untuk membersihkan material senderan yang menimbun aliran sungai.
Namun karena tanahnya gembur, operator alat berat tidak berani mengoperasikan alat berat di lokasi longsoran itu.
"Tanahnya terlalu gembur. Kata operatornya, tidak mampu mengoperasikan alat berat itu di lokasi longsoran," ujar pemilik senderan, Nengah Darta Wijaya.
Ia mengungkapkan, bangunan senderannya itu longsor Senin (21/1/2019) lalu ketika Klungkung diguyur hujan lebat.
Senderan yang ambles itu memiliki panjang 21 meter dan longsor sedalam 12 meter hingga menimbun aliran Sungai Celagi.
"Semenjak saat itu, air sungai tidak dapat mengalir lagi," jelasnya.
Kelihan Subak Penasan, I Komang Artana menjelaskan, pasca tertimbun material longsor, aliran Sungai Celagi macet.
Hal ini membuat 150 hektar areal persawahan di Subak Penasan tidak mendapat aliran air.
"Subak Penasan ada dua wilayah. Di sisi barat, sedang musim palawija. Sementara di sisi timur, sudah mulai tanam padi," ungkap Artana
Areal persawahan yang mulai ditanami padi luasnya sekitar 53 hektar. Jika ini tidak kunjung diatasi, petani terancam gagal panen.
"Jika padi ini tidak dapat aliran air irigasi, tentu berpengaruh ke volume produksinya. Tapi jika kondisinya lama dibiarkan seperti ini, bisa-bisa petani terancam gagal panen," jelas Artana.
Pihaknya masih mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Terlebih saat ini bantuan alat berat dari Pemkab Klungkung tidak bisa beroperasi maksimal karena tanah di lokasi longsor gembur dan kondisinya tidak stabil.