Koster Rancang Dokter Spesialis Kandungan dan Anak di Puskesmas
Gubernur Bali, Wayan Koster berkomitmen mengoptimalkan layanan kesehatan dari tingkat terbawah, yaitu Puskesmas
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali, Wayan Koster berkomitmen mengoptimalkan layanan kesehatan dari tingkat terbawah, yaitu Puskesmas.
Oleh karena itu, Koster sedang menyiapkan tim, dan saat ini sudah keluar SK Gubernur terkait penyusunan tim untuk merancang peraturan daerah (perda) tentang peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
“Pelayanan kesehatan ini berkaitan dengan infrastrukturnya, mulai dari rumah sakit pemerintah maupun swasta sampai tingkat paling bawah di Puskesmas,” kata Koster di hadapan 120 Kepala Puskesmas se-Bali dalam Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Rabu (27/2/2019).
Baca: Kenali Bakat Anda, Raih Prestasi bersama Dian Selaras Psikologi & Klinik Hipnoterapi Denpasar
Baca: Bali United Bawa 24 Pemain ke Bekasi, Hadapi Babak Penyisihan Grup B Piala Presiden 2019
Selanjutnya, Puskesmas ini ditargetkan akan dilengkapi dengan fasilitas rawat inap dengan layanan yang baik.
Kemudian dilengkapi SDM yang mumpuni, baik itu dokter, perawat, bidan maupun tenaga administrasinya.
Selain itu, Koster merancang agar di setiap Puskesmas minimum harus ada dokter spesialis kandungan dan spesialis anak.
Baca: Tekad Leonard! Siap Bantu Bali United Kalahkan Mitra Kukar
Baca: Lagunya Dibatasi di Jawa Barat, Bruno Mars : ‘Jangan Samakan Saya Dengan Penyimpangan Seksual’
“Semua Puskesmas harus ada. Nanti siapa yang mau jadi dokter kandungan dan anak, kita akan kuliahi dengan beasiswa, salah satunya dari APBD Provinsi. Silakan daftar, tapi kalau sudah lulus harus mau bekerja di Puskesmas,” ucapnya.
Menurutnya, terdapat 120 Puskesmas di Bali.
Pemprov Bali akan menyekolahkan dokter spesialis itu untuk ditempatkan di Puskesmas se-Bali, biayanya bisa di-sharing antara provinsi, kabupaten/kota maupun CSR beberapa perusahaan yang beroperasi di Bali.
Baca: Pencak Silat Denpasar Incar 2 Emas Porprov 2019
Baca: Pesan Penyandang Disabilitas di Bangli untuk Calon Terpilih: Perhatikan Juga Nasib Kami
“Kalau 100 orang dikali spesialisnya dia butuh Rp 2 miliar per orang, Jadi Rp 200 miliar. Masak gak beres, bereslah,” ujarnya.
Ia bertekad setiap Puskesmas harus memiliki dokter spesialis kandungan dan spesialis anak.
Ibu-ibu yang akan melahirkan bisa diperiksa dengan teratur di Puskesmas, sehingga tidak perlu jauh-jauh melakukan pemeriksaan.
Baca: TI Denpasar Target 4 Medali Emas Porprov 2019
Baca: Syahrini & Reino Pacaran Sebentar Lalu Menikah, Ini Tanda Si Dia Jodoh Kita Meski Belum Lama Kenal
Begitu juga ketika melahirkan, bayinya agar bisa diperiksa di Puskesmas.
Dengan begitu risiko bayi meninggal saat melahirkan menjadi kecil ataupun risiko ibu-ibu yang mengalami keguguran saat mengandung bisa berkurang.
Kemudian, kata dia, sarana prasarana juga akan dilengkapi sampai ke tingkat Puskesmas.
Baca: Gara-gara Beda Pilihan Musik, Keluarga Mempelai Pengantin Pria dan Wanita Baku Hantam
Baca: Tiba-tiba Merinding atau Mencium Bau Sesuatu? Pakar Supranatural Ungkap Hal Ini Ada di Sekitarmu