Tak Dirawat dan Dibiarkan Kumuh, Begini Tampilan WC Portable Bekas di Lokasi Pengsungsian
Pantauan Tribun-Bali.com pada Jumat (1/3/2019), belasan WC portable yang dulunya sangat dibutuhkan, kini dibiarkan rusak.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Rizki Laelani
Tak Dirawat dan Dibiarkan Kumuh, Begini Tampilan WC Portable Bekas di Lokasi Pengsungsian
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Sejumlah bangunan TK/SD Internasional, Kelurahan Kubu, Bangsli terbengkalai.
Padahal bangunan tersebut merupakan tempat mengungsi warga terdampak erupsi Gunung Agung pada 2017 lalu.
Banyak sisa-sisa fasilitas pengungsi seperti WC portable rusak dan ditumbuhi rumput liar.
Pantauan Tribun-Bali.com pada Jumat (1/3/2019), belasan WC portable yang dulunya sangat dibutuhkan, kini dibiarkan rusak.
Baca: Kronologi Dugaan Pelecehan Simic, Raba Tangan Hingga Bagian Ini, Korban Merasa Tak Aman
Baca: 20 Anjing Bergelimpangan Setelah Dieliminasi, Petugas: Vaksinasi Mendekati 80 Persen
Baca: Aparat Gabungan Acak-acak Lapas Kerobokan, Ini Target yang Dicari
Baca: 17 Maret Bali United Akan Dijajal Juara Piala AFF U-22 di Stadion Kapten I Wayan Dipta
Baca: Sang Ibu Kaget Anak Gadisnya Digilir 3 AGB di Kamar Kontrakan, Pelaku Merasa Dipaksa Intim
Kini, semak belukar teramati tumbuh subur di areal ini. Beberapa toilet darurat semi permanen pun rusak.
Dikonfirmsi terkait tindak lanjut keberadaan sejumlah WC portable ini, Kepala Dinas Sosial Bangli, I Nengah Sukarta mengaku tak bisa memindahkan atau mengubahnya.
Dia berpikir, lokasi dan fasilitas tersebut akan kembali digunkan bila sewaktu-waktu erupsi terjadi dan memaksa warga harus mengungsi kembali.
Dilain sisi, Sukarta mengatakan terkait fasilitas toilet itu sejatinya bukan kewenangan Dinas Sosial, melainkan kewenangan BPBD.
Sebab, lanjutnya, Dinas Sosial hanya mengurus terkait keperluan pangan.
Hal ini pula yang melandasi pihaknya tidak ikut campur terkait tindak lanjut dari keberadaan fasilitas toilet itu.
“Kalau persoalan tempat, itu kewenangan BPBD. Karena tugas dia kan menyiapkan tempat, sarling (sarana lingkungan)."
"Kalau dinas sosial masalah kebutuhan logistik berupa makan minum selama dia disana (pengungsian),” terangnya. (*)