Wiki Bali
TRIBUN WIKI - 6 Kutipan RA Kartini dalam Buku Habis Gelap Terbitlah Terang untuk Kaum Perempuan
Setelah RA Kartini tiada, surat-surat itu akhirnya dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kita sudah tidak asing dengan nama Raden Ajeng Kartini.
RA Kartini adalah seorang wanita kelahiran Jepara, 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, 17 September 1904 pada usia yang masih muda yakni 25 tahun.
Meski dalam usia yang relatif muda, Kartini telah memiliki buah pemikiran yang melampaui wanita pada umumnya.
Ia secara terus aktif menyuarakan kesetaraan kaum perempuan, terutama agar bisa mendapatkan akses pendidikan yang sama dengan laki-laki.
Buah pemikirannya itu RA Kartini tulis secara aktif dalam sebuah surat yang ia kirimkan kepada beberapa sahabat penanya.
Baca: Nasib Dua Siswi SMP Dicekoki Film Porno Sebelum Disetubuhi Oknum Aparat, Muncikari yang Dapat Untung
Baca: SMP Negeri 2 Denpasar Juara Umum Porsenijar Denpasar 2019 Cabang Olahraga Tingkat SMP
Setelah RA Kartini tiada, surat-surat itu akhirnya dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku oleh Mr JH Abendanon, dan diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
Buku itu akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Kali ini Tribun Bali sajikan beberapa kutipan dalam buku Habis Gelap Terbilah Terang yang sangat penting dibaca oleh kaum perempuan.
1. Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama-sama mengubah keadaan yang membuat derita ini.
Baca: Setelah 19 Tahun Berlalu Luis Figo Baru Ungkap Alasannya Pindah dari Barca ke Real Madrid
Baca: Kirana Puyeng Kerjakan Soal Matematika Dalam 20 Menit Hingga Sesi 4
2. Anak perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan serta pandangannya telah diperluas tidak akan sanggup lagi hidup dalam dunia nenek moyangnya
3. Dan bagaimanakah ibu-ibu bumiputera dapat mendidik anak-anaknya, kalau mereka sendiri tidak berpendidikan
4. Sampai kapanpun, kemajuan perempuan itu ternyata menjadi faktor penting dalam peradaban bangsa
5. Seorang perempuan yang mengorbankan diri untuk orang lain, dengan segala rasa cinta yang ada dalam hatinya, dengan segala bakti, yang dapat diamalkannya, itulah perwmpuan yang patut disebut sebagai "ibu" dalam arti sebenarnya.
6. Ibu adalah pusat kehidupan rumah tangga. Kepada mereka dibebankan tugas besar mendidik anak-anaknya, pendidikan akan membentuk budi pekertinya. Berilah pendidikan yang baik bagi anak-anak perempuan. Siapkanlah dia masak-masak untuk menjalankan tugasnya yang berat.
(*)