Lomba Gebogan PAUD Kumara Bhuana II, Pererat Kebersamaan Orangtua & Tingkatkan Pamor Buah Lokal
Lomba membuat gebogan yang diikuti orangtua siswa PAUD Kumara Bhuana II merupakan rangkaian dari Hari Raya Saraswati
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jumat (10/5/2019) pagi mulai pukul 08.00 Wita, 40 ibu-ibu sibuk merangkai janur dan menyusun buah-buahan di atas sebuah dulang.
Mereka merupakan orangtua siswa PAUD Kumara Bhuana II, Jalan Antasura, Peguyangan Kangin, Denpasar yang mengikuti lomba membuat gebogan.
Lomba ini merupakan rangkaian dari Hari Raya Saraswati pada Sabtu (11/5/2019) dan mereka diberikan waktu 1.5 jam untuk menyelesaikan satu gebogan.
Kepala PAUD Kumara Bhuana II, Ni Wayan Ramini mengatakan lomba ini dilaksanakan setiap enam bulan sekali, yakni sehari sebelum Hari Raya Saraswati yang telah dilaksanakan sejak tiga tahun lalu.
“Kami laksanakan sehari sebelum Hari Raya Saraswati untuk memperkenalkan orangtua satu sama lain. Kan ada yang tidak saling mengenal, tujuannya juga memberikan support pada orangtua, kan biasanya di rumah beli, jadi mereka bisa juga belajar buat sendiri di sini,” kata Ramini.
Baca: Meski Tidak Wajib, Perajin Kriya Kayu Ukir Bali Dituntut Kantongi Sertifikasi Profesi
Baca: Jokowi Instruksikan Percepat Layanan Perizinan & Imbau Pemda Ikut Bangun Infrastruktur
Selain itu, dalam pembuatan gebogan ini, juga diwajibkan untuk menggunakan buah lokal.
Hal ini untuk meningkatkan pamor buah lokal yang belakangan ini dikalahkan oleh buah impor.
“Pembuatannya juga menekankan pada pembuatan buah lokal agar tidak hilang di Bali. Biar tidak selalu beli buah impor, disamping harga buah impor itu mahal. Kalau buah lokal kan bisa dijangkau,” katanya.
Selain untuk lomba, gebogan ini juga dihaturkan saat pelaksanaan Hari Raya Saraswati.
Untuk pembuatan gebogan ini, setiap kelas wajib mengeluarkan 5 orang wakilnya.
Baca: 4 Menu Sahur Enak dan Praktis Ala Anak Kos, Mungkin Cocok untuk Kamu
Baca: Sekum Bali United : Laga Lawan Persebaya Dipastikan di Stadion Dipta Gianyar Kamis Malam
Namun biayanya ditanggung oleh semua orangtua pada satu kelas yang bersangkutan, dimana mereka menyumbang seikhlasnya untuk membeli bahan pembuatan gebogan ini.
Dikarenakan ada delapan kelas, maka ada delapan kelompok yang ikut lomba gebogan ini.
“Semua bahan pembuatan gebogan merupakan sumbangan dari orangtua, kami siapkan apa kekurangannya sedikit-sedikit, ini menuntut kekompakan masing-masing orangtua,” katanya.
Selain itu, saat perayaan Hari Saraswati orangtua siswa juga ngayah menarikan Rejang Renteng.
Tak hanya orangtua, siswa juga ikut menari Rejang Dewa.
“Kedepannya kami rencanakan bapak-bapak dari siswa kami ikut berlomba ngelawar agar tidak monoton. Tapi itu baru rencana,” katanya. (*)