Cinta Terhalang Takdir, Parsini Tewas di Saluran Irigasi Saat Belajar Naik Motor, Ini Kisahnya
Impiannya bersanding di pelaminan justru harus tergantikan dengan bendera putih bertuliskan "Innanilahi Wainailaihi Rojiu'un.
TRIBUN-BALI.COM, BANYUMAS - Cinta terhalang takdir mungkin inilah kalimat yang tepat menggambarkan kisah pilu Parsini (30) warga RT 1 RW 2 Desa Petarangan, Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Impiannya bersanding di pelaminan justru harus tergantikan dengan bendera putih bertuliskan "Innanilahi Wainailaihi Rojiu'un.
Bukan suka cita pernikahan yang dirasakan melainkan duka mendalam yang mesti ditanggung.
Berulang kali Salem (65) ibunda dari Parsini menyeka air mata ketika harus bercerita tentang kisah putrinya tersebut.
Seperti layaknya calon pengantin baru, Salem menceritakan jika segala macam persiapan menikahkan putrinya sudah selesai semua.
Akan tetapi, takdir telah berkata lain, Parsini mengalami nasib nahas yang tidak pernah keluarga bayangkan.
Cerita bermula pada Kamis, (23/5/2019).
Salem seperti biasa berencana berangkat menuju ke sawah.
Pada pukul 05.00 WIB dia sudah bersiap-siap berangkat.
Namun pada hari itu, Parsini menawarkan untuk mengantarnya ke sawah menggunakan sepeda motor barunya.
Dengan alasan sambil belajar mengendarai sepeda motor, Parsini lalu mengantarkan ibunya ke sawah.
Mereka berangkat menggunakan sepeda motor Beat berplat nomor R 3752 TG.
Ketika sampai di jalan dekat saluran irigasi Desa Karangjati, Kecamatan Kemranjen, jalan yang dilalui berbatu dan cukup berbahaya bagi Parsini yang baru belajar mengendarai sepeda motor.
Namun, dia tetap mengantarkan ibunya dekat dengan area sawah supaya lebih dekat dan tidak capek berjalan jauh.
"Par sampai sini saja mengantarnya, jangan sampai sana jalannya susah," ujar Salem ibunda Parsini.