Nasib SMP PGRI di Tengah Kepungan Sekolah Negeri di Klungkung, Opsi Terpaksa Tutup

"Sekarang sekolah SMP negeri sudah semakin banyak di setiap kecamatan, dan juga sudah menggunakan sistem zonasi," u

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/EKA MITA SUPUTRA
Babarapa Guru di SMP PGRI Semarapura, Kamis (20/6/2019). Nasib SMP PGRI di Tengah Kepungan Sekolah Negeri di Klungkung, Opsi Terpaksa Tutup 

Nasib SMP PGRI di Tengah Kepungan Sekolah Negeri di Klungkung, Opsi Terpaksa Tutup

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Suasana di SMP PGRI Semarapura tampak lenggang, Kamis (20/6/2019).

Hanya tampak beberapa guru, yang masih bercengkrama di sekitar sekolah.

Sistem zonasi yang diterapkan saat ini, membuat para guru di SMP PGRI merasa khawatir.

Jika tidak mendapatkan siswa, tidak menutup kemungkinan satu-satunya SMP Swasta di Klungkung itu terpaksa ditutup

"Sekarang sekolah SMP negeri sudah semakin banyak di setiap kecamatan, dan juga sudah menggunakan sistem zonasi," ujar seorang Guru Matematika di SMP PGRI Semarapura, Cokorda Istri Raka, Kamis (20/6/2019).

"Kondisi ini semakin membuat sekolah kami kesulitan mendapatkan siswa."

Baca: Banyak Karyawan Belum Berbusana Bali, Satpol PP Jembrana Beri Peringatan 10 Hari ke Depan

Baca: Oknum Polisi Ajak Pesta Miras Siswi SMP saat Lebaran, Saat Mabuk Berat Korban Diduga Dicabuli

Baca: Made Sutami Ungkap Sosok Yoga Ariwangsa Pemuda Koripan yang Meninggal Kecelataan di Sanur

Kemerosotan jumlah siswa, ia rasakan semenjak diberlakukan sistem zonasi pada tahun ajaran 2018/2019 lalu.

Saat ini, total jumlah siswa di SMP PGRI Semaralura hanya 21 siswa, yang terdiri dari siswa kelas VIII sebanyak 13 siswa dan siswa kelas IX sebanyak 18 siswa.

"Sistem zonasi dan penambahan beberapa SMP Negeri di setiap kecamatan, membuat kami makin kesulitan bersaing untuk mendapatkan siswa," ungkap Cokorda Istri Raka.

Saat ini setidaknya ada 11 SMP Negeri di tiga Kecamatan yakni Klungkung, Dawan, Banjarangkan san membuat kemungkinan besar siswa SMP dapat ditampung di sekolah negeri.

Hal ini tentu berimbas pada minimnya siswa yang mendaftar di sekolah swasta.

Cokorda Istri Raka pun berharap, agar pemerintah segera mencari solusi ini.

Sehingga kedepannya sekolah swasta masih bisa hidup dan bersaing dengan sekolah lainnya baik secara kuantitas maupun kualitas

"Agar tetap beroperasional, kami sangat mengandalkan dana BOS. Namun, untuk mendapatkan dana BOS minimal harus ada 20 siswa," ungkap Cokorda Raka.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved