Kisruh PPDB Zona Kawasan di Denpasar, Pendaftaran Hari Pertama Diwarnai Protes Orangtua Siswa
Gelombang protes dari orangtua siswa terkait sistem cepat-cepatan atau rangking berdasarkan kecepatan waktu mendaftar untuk jalur zona wilayah kawasan
Penulis: eurazmy | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gelombang protes dari orangtua siswa terkait sistem cepat-cepatan atau rangking berdasarkan kecepatan waktu mendaftar untuk jalur zona wilayah kawasan di posko PPDB Rumah Pintar, Denpasar, makin memuncak Jumat (28/6/2019) tadi malam.
Bahkan, pendaftaran PPDB zona kawasan hari pertama ini kemungkinan akan diulang.
Pantauan Tribun Bali, hanya selang setengah jam pendaftaran dibuka pukul 17.00 Wita, ratusan orangtua siswa beramai-ramai mendatangi Rumah Pintar di Jalan Kamboja.
Mereka datang untuk meluapkan kekecewaan atas gagalnya anak mereka masuk ke sistem server PPDB.
Seperti diketahui, kemarin dan hari ini merupakan pelaksanaan pendaftaran PPDB jalur zona wilayah kawasan.
Jalur ini merupakan kesempatan terakhir bagi peserta yang tidak lolos jalur zona terdekat maupun prestasi untuk masuk sekolah negeri di Denpasar.
Berbeda dengan sebelumnya, pendaftaran jalur wilayah kawasan ini menggunakan sistem cepat-cepatan alias rangking berdasarkan kecepatan waktu mendaftar.
Namun pada hari pertama pendaftaran zona ini berlangsung ricuh, sama seperti hari pertama pendaftaran zona jalur jarak terdekat, Senin (24/6/2019) lalu.
Kali ini, pendaftaran zona kawasan menuai reaksi keras dari para wali murid. Pasalnya, banyak peserta yang mengalami kegagalan atau error system saat akan mengakses laman pendaftaran.
''Saya sudah siap akses pukul 17.00 tepat. Tapi gak bisa masuk, bahkan sampai saya refresh sampai 8 kali. Nah baru bisa masuk sekitar pukul 17.06, saya proses ternyata kuota sudah full,'' ucap I Wayan Suradnya kesal sambil menunjukkan bukti pendaftaran.
Suradnya tak sendiri. Banyak orangtua yang mendatangi Posko PPDB mengalami hal yang sama.
Rata-rata, kuota SMP Negeri yang mereka tuju sudah penuh. Padahal, pendaftaran baru jalan 6 menit.
''Masak baru jalan 6 menit sudah penuh? Kan kita jadi curiga jangan-jangan server ini ada yang pegang, gak fair!'' tambahnya.
Hal serupa dialami Beni Sianturi. Bahkan saat ia mencetak bukti pendaftaran, nama anaknya tiba-tiba hilang dan tidak tercantum di server.
''Jadi saya ngerasanya kan kayak diadang, awal gak bisa masuk, begitu masuk kuota penuh. Kan aneh,'' ujarnya kesal.