Pesta Kesenian Bali
Meriahkan PKB 2019, Kolaborasi Bali-Singapura Lahirkan Garapan Seni Wayang “The Epic Of Gilgames”
Sebuah garapan seni berupa wayang “The Epic of Gilgames” dibawakan Culture Theatre Singapore dan Yayasan Seni Madra Suta
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Meriahkan PKB 2019, Kolaborasi Bali-Singapura Lahirkan Garapan Seni Wayang “The Epic Of Gilgames”
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sebuah garapan seni berupa wayang “The Epic of Gilgames” hadir di Gedung Ksiarnawa, Taman Budaya (Art Center) Denpasar, Sabtu (29/6/2019) pukul 19.30 Wita.
Seni wayang ini dibawakan oleh Culture Theatre Singapore yang berkolaborasi dengan Yayasan Seni Madra Suta, Banjar Babakan, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar serangkaian PKB 2019.
Garapan wayang inovatif yang sejatinya bertajuk He Who Saw The Deep (Dia yang Telah Melihat Paling Dalam), mengisahkan perjalanan Raja Gilgamesh yang telah menemukan pencerahan.
Bagian terdalam antara ruang kehidupan dan kematian yang dikunjungi Gilgamesh mengingatkan dirinya bahwa semestinya ia lebih peduli kepada alam dan orang yang mencintainya.
Selama kurang lebih dua jam, garapan He Who Saw The Deep membawa para penonton ke dalam cerita kuno yang digarap dengan apik.
Baca: Mulai Biasakan Jalan Kali 30 Menit Setiap Hari & Dapatkan 10 Manfaat Kesehatan Ini
Baca: Manfaat Minum Jus Seledri untuk Kecantikan Kulit, Bikin Lebih Awet Muda hingga Glowing!
I Kadek Budi Setiawan dan I Wayan Mardika memainkan wayang dengan apiknya, diiringi pula oleh pencerita dari Amerika yakni Shawn M.
Nyanyian indah berbahasa Indonesia dan Inggris dilantunkan dengan indah oleh Ayu Sada dengan pakem kidung khas Bali.
Perpindahan latar kisah cukup berkesan yang memadukan aspek modern dengan tradisi.
Keikutsertaan I Kadek Budi Setiawan dalam garapan ini sebagai bentuk upaya melestarikan seni pewayangan.
Dengan adanya sebuah inovasi dan kolaborasi lintas negara ini Budi berharap agar kesenian wayang kian diminati masyarakat di tengah era global seperti sekarang ini.
“Wayang itu tidak boleh tenggelam, wayang itu tidak boleh mati, wayang itu harus selalu hidup,” pesan Budi.
Baca: Tampil di PKB 2019, Badung Bawa Misi Kembalikan Pakem Drama Gong dan Sor Singgih Bahasa Bali
Baca: Jenguk Tri Rismaharini, Mantan Bupati Badung AA Gde Agung: Saya Doakan dengan Cara Kepercayaan Saya
Rencananya, seusai dipentaskan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019, garapan kolaborasi ini akan ditampilkan pula di Singapura.
Sementara itu Elena Yeo dari Singapura menuturtkan, lahirnya wayan kolabirasi antara Singapura dengan Bali ini berawal dari sebuah pertunjukan wayang di Singapura pada tahun 2017.
Sejak itu pula Elena jatuh cinta terhadap uniknya kesenian wayang kulit ini.
