Kesulitan Irigasi Bertahun-tahun, Subak Semaagung Hanya Bisa Tanam Padi Sekali dalam 2 Tahun
Petani di Subak Semaagung, Banjarangkan, Klungkung, telah bertahun-tahun mengeluhkan sulitnya pasokan air irigasi.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, SEMARPAURA - Petani di Subak Semaagung, Banjarangkan, Klungkung, telah bertahun-tahun mengeluhkan sulitnya pasokan air irigasi.
Posisi anggota subak yang lahannya berada di hilir bahkan mendapat air yang sangat terbatas.
Petani hanya mampu menanam padi sekali masa tanam dalam periode dua tahun.Sementara sisanya hanya menanam palawija.
Hal ini pun membuat kulitas tanah menurun, dan hasil panen pun menjadi kurang baik.
"Selama ini kami hanya manfaatkan bendungan tunggak alas dalam pengairan. Bendungan ini dimanfaatkan tiga subak, yakni Bakas, Lunjungan, dan Sema Agung," ujar Petani di Subak Semaagung, I Wayan Darta, Selasa (3/7/2019).
Pemkab Klungkung sebelumnya sudah memberikan bantuan tiga unit pompa air untuk bisa menarik air di Tukad Yeh Bubuh.
Namun karena tingginya biaya operasional membuat pompa air itu hanya berfungsi sewaktu-waktu.
Pengoperasian tiga unit pompa air itu membutuhkan sebanyak 24 liter solar dan hanya bisa memompa air selama 12 jam.
“Anggota subak kami 150 orang dengan luasan 68 hektare. Karena menggunakan bahan bakar solar, biaya yang kami keluarkan untuk pengoperasian pompa itu cukup besar,” ungkapnya.
Melihat masalah ini, Pemerintah Jepang melalui perwakilan Kota Toyama memberikan bantuan pompa dengan tenaga solar cell atau energi matahari untuk memasok air irigasi ke Subak Semaagung, Desa Tusan, Banjarangkan, Klungkung.
Peletakan batu pertama, proyek pasokan air irigasi senilai Rp 1,2 miliar itu dilaksanakan, Rabu (3/7/2019)
Perwakilan Toyama Jepang, Koshin Takata Teppei Asano mengatakan, proyek ini merupakan bantuan hibah Grassroots Project dari Pemerintah Jepang dengan nilai sekitar Rp 1,2 miliar.
Sebelumnya proyek serupa sudah dilaksanakan oleh Universitas Udayana bekerjasama dengan Kota Toyama Jepang.
"Selama ini krama subak Semaagung masih menghadapi kesulitan untuk mendistribusikan air irigasi, maka Pemerintah Jepang memberikan bantuan untuk memfasilitasi pembangunan pasokan air dengan tenaga panel surya yang diharapkan bisa melancarkan saluran irigasi ke lahan pertanian," ungkapnya
Sementara itu, Center of Excellence Community Based Renewable Energy (CORE) Udayana University Ida Ayu Dwi Giriantari menyampaikan, proyek ini akan dimulai, Kamis (4/7/2019), dan diharapkan dapat rampung bulan November mendatang.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk membantu petani di Subak Seme Agung yang kesulitan air irigasi
"Mudah-mudahan dengan adanya bantuan ini bisa memberikan dampak yang positif terhadap proses penyaluran irigasi," harapnya. (*)