WBP Lapastik Bangli Perkenalkan Tas Wanita Berbahan Koran

Kini WBP Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA (Lapastik) Bangli kembali mengenalkan produk kreatif berupa tas wanita

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
M Arif, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA (Lapastik) Bangli sekaligus perajin menunjukkan kerajinan dari kertas bekas di Taman Lumintang, Denpasar,Senin (15/7/2019). WBP Lapastik Bangli Perkenalkan Tas Wanita Berbahan Koran 

WBP Lapastik Bangli Perkenalkan Tas Wanita Berbahan Koran

Laporan Wartawan Tribun Bali, Karsiani Putri

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah sebelumnya menghadirkan berbagai kerajinan miniatur motor, asbak, kapal pesiar dan bokor dengan berbahan dasar koran bekas.

Kini Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA (Lapastik) Bangli kembali mengenalkan produk kreatif berupa tas wanita.

Mulai dari tas berukuran kecil, medium sampai dengan besar, tas-tas ini dirangkai dan dibuat dengan menggunakan koran yang nantinya akan menghasilkan motif yang cantik.

Salah satu WBP sekaligus perajin, Muhamad Syarief yang ditemui Tribun Bali di Lapangan Lumintang, Denpasar, Bali, pada Minggu (14/7/2019), menyebutkan bahwa pembuatan tas ini baru dimulai sejak sebulan lalu.

"Awalnya salah satu kawan kami ingin membuatkan dan memberikan tas untuk keluarganya yang datang membesuk. Dari sanalah kami coba desain, desain dan desain, dan ini pertama kalinya kami tunjukkan ke masyarakat, biasanya hanya dikenalkan di dalam lapas saja," ucapnya dalam penutupan kegiatan Bali Yang Binal #8 beberapa waktu yang lalu.

650 Hektare Persawahan di Denpasar hingga Oktober Tak Bisa Ditanami Padi

Nagita Slavina Menangis Dengar Tiga Pengakuan Mengejutkan Raffi Ahmad Ini

Muhamad Syarief menyebutkan, awalnya ia dan teman-temannya membutuhkan waktu selama satu minggu untuk mengerjakan satu tas , tapi kini hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan satu produk tas.

Menurutnya, pembuatan produk tas lebih mudah dibandingkan pembuatan miniatur motor, karena tingkat kerumitan pembuatan miniatur motor yang lebih sulit dan memerlukan konsentrasi tinggi.

M Arif, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA (Lapastik) Bangli sekaligus perajin menunjukkan kerajinan dari kertas bekas di Taman Lumintang, Denpasar,Senin (15/7/2019).
M Arif, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA (Lapastik) Bangli sekaligus perajin menunjukkan kerajinan dari kertas bekas di Taman Lumintang, Denpasar,Senin (15/7/2019). (Tribun Bali/Rizal Fanany)

"Untuk pembuatan satu tas kami menggunakan kurang lebih satu kilo koran dan hanya menggunakan satu edisi dan halaman koran yang sering kami pakai itu halaman bola karena halaman tersebut memiliki banyak warna. Jadi, satu demi satu kami rangkai agar motifnya sama lalu kami tata untuk jadi tas," jelasnya.

Meskipun masih terbilang baru, produk dari Muhamad Syarief telah memiliki banyak penggemar.

Seperti Apa Tren Bisnis Kopi di Masa Depan?

ODGJ Ngamuk, Sel Satpol PP Denpasar Dirusak Hingga 20 Gentengnya Dilempar ke Rumah Warga

"Untuk di dalam lapas, minat dari keluarga lapas sudah banyak sekali, kami juga kerja sama dengan tempat-tempat ibadah karena setiap minggu kan kami ada penyuluhan, dan dibantu orang-orang gereja untuk memasarkan. Dan sekali pesan ada yang dua sampai lima tas. Dalam seminggu juga kadang-kadang bisa terjual sampai lima tas," ungkap Muhamad Syarief.

Adapun harga yang dibanderol untuk tas kreatif ini mulai dari Rp 100 ribu sampai dengan Rp 120 ribu.

M Arif, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA (Lapastik) Bangli sekaligus perajin menunjukkan kerajinan dari kertas bekas di Taman Lumintang, Denpasar,Senin (15/7/2019).
M Arif, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA (Lapastik) Bangli sekaligus perajin menunjukkan kerajinan dari kertas bekas di Taman Lumintang, Denpasar,Senin (15/7/2019). (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Selain tas, Muhamad Syarief dan rekan-rekannya juga menghadirkan berbagai produk seperti tempat tisu, bokor, sampai dengan miniatur sepeda motor dan kapal pesiar.

Untuk miniatur sepeda motor dijual mulai harga Rp 100 ribu sampai dengan Rp 250 ribu.

Bagi Tribunners yang penasaran dengan berbagai produk kreatif karya WBP Lapastik Bangli ini dapat langsung menghubungi pihak Lapastik Bangli.

"Kami berharap agar ke depannya masyarakat luar bisa lebih percaya dan tidak memandang negatif WBP, karena kami juga punya kreasi dan niat yang lebih baik lagi khususnya dalam berkarya," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved