May Day 2014

Salama Bekerja 15 Tahun, Libur Hanya 15 Kali

Ia yang hanya berstatus pegawai kontrak hanya mendapat gaji lebih kecil tanpa disertai asuransi kesehatan dan tunjangan lainnya.

Editor: Iman Suryanto
zoom-inlihat foto Salama Bekerja 15 Tahun, Libur Hanya 15 Kali
Tribun Bali/ Eviera Paramitha Sandy
Para pekerja kebersihan terlihat membersihkan taman di sekitar patung Dewa Ruci Kuta, Badung

Laporan Wartawan Tribun Bali, Eviera Paramitha

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Made Benny (38) adalah buruh kontrak yang setiap hari bekerja membersihkan taman di sekitar patung Dewa Ruci Kuta, Badung. Pada hari buruh 1 Mei kemarin ia dan teman-temannya pun tak libur.

Sejak pukul 08.00 Wita, Made Benny, Putu Suantara, dan Wayan Turun (55) sudah bersiaga di sekitar taman patung Dewa Ruci Kuta, Badung.

Berseragam Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung warna hijau, topi, dan kacamata hitam, ketiganya terlihat sibuk menyapu dan memunguti sampah yang ada di situ. Di bawah terik matahari ketiganya terus membersihkan taman menggunakan sapu lidi dan karung plastik.

Asap kendaraan yang terus mengepul di jalanan tak juga menyurutkan semangat mereka untuk bekerja. "Saya senang bekerja seperti ini. Toh untuk cari pekerjaan lain juga sulit. Ini saja ditekuni," ujar Made Benny di sela-sela aktivitasnya membersihkan taman.

Ia mengatakan, awalnya bekerja karena ajakan temannya seorang sopir truk DKP Kabupaten Badung. Ia lalu menerima pekerjaan ini karena dirasa cocok dengan latar belakangnya sebagai petani yang rajin berurusan dengan tanaman.

Pertama kali ia bekerja10 tahun yang lalu dengan upah sebesar Rp 450 ribu per bulan. Jumlah itu naik menjadi Rp 1,4 juta hingga saat ini. Jumlah itu di bawah Upah Minimum Regional Kabupaten Badung Rp 1,7 juta.

Ia yang hanya berstatus pegawai kontrak hanya mendapat gaji lebih kecil tanpa disertai asuransi kesehatan dan tunjangan lainnya.

Setiap hari bekerja di jalanan yang penuh risiko, Benny dan teman-temannya yang lain juga hanya dijatah libur sekali dalam satu tahun. "Ya, di dalam kontraknya yang diperbarui setahun sekali itu memang begitu. Saya libur hanya pada saat Nyepi," ungkap Benny.

Ia juga mengatakan bahwa kadangkala ia merasa was-was bekerja di jalanan yang sering dilalui kendaraan bermotor. "Dulu ada teman saya yang lagi nyapu di jalanan ditabrak mobil dan meninggal. Yang nyetir orang mabuk. Jadi ya memang harus waspada kalau bekerja," tambah Benny sambil menunjuk ke arah jalanan di depannya.

Ia juga menceritakan suka dukanya selama bekerja menjadi petugas kebersihan taman. Ia bercerita pengalamannya ketika ada pejabat besar datang ke Bali seperti presiden RI dan Presiden Amerika.

"Kalau pejabat lewat gitu kadang repot juga, kalau atasan yang perintah kita bisa kerja sampai jam 5 sore, padahal biasanya sampai jam 2 saja. Apalagi saat ada Obama, kalau seperti itu kita disuruh diam saja deh, tidak dibolehkan bekerja ataupun menyalakan mesin pemotong rumput. Takutnya ada batu yang terlempar lalu mengarah ke mobil presiden bisa kita nanti yang kena," jelas Benny.

Walau demikian pria lulusa SMA asal Mengwi, Badung ini senang karena gaji dari Pemkab tidak pernah terlambat dan selalu tepat waktu. Koordinasi antara atasan dan teman-teman lain juga cukup baik. Sehingga tidak pernah ada konflik.

Ia berharap dapat secepatnya diangkat menjadi pegawai tetap, agar ada kejelasan nasib untuk dirinya dan keluarganya di rumah. "Dari 10 tahun yang lalu ini ya saya calon pegawai tetap. Kalau nanti saya jadi pegawai tetap kan ada tunjangan dan asuransi kesehatan jadi bisa lebih aman lah," harap Benny dengan muka sungguh-sungguh. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved