Semarak Piala Dunia di Bali
Panasnya Duduk Satu Meja saat Nobar
Taruhan kecil-kecilan di antara penonton menambah panas nobar

Laporan Wartawan Tribun Bali, Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Masuk babak perempat besar ini, antusia untuk nonton bareng (nobar) makin tinggi.
Dari rumah datang bersama, kakak beradik, teman akrab, duduk satu meja, namun saat laga bergulir, saling ejek kental terdengar.
Keharmonisan ditinggal sejenak untuk mendukung negara jagoannya. Satu meja ramai terdengar yel-yel.
Sekitar puluhan meja di kafe itu ramai karena lima sampai enam orang harus terbagi mendukung negara jagoannya.
Laga Prancis versus Jerman, Sabtu (5/7/2014) dini hari menjadi laga seru bagi para pendukung dan meneriaki jagoannya.
Bunyi ketukan botol dan tangan di meja kerap terdengar saat peluang Prancis atau Jerman nyaris gol.
Penerang yang suram dan dua layar besar di kafe itu menambah semangat mendukung negara mereka.
Taruhan kecil-kecilan di antara penonton menambah panas nobar saat itu. Saat laga usai, terlihat wajah kecewa dan wajah gembira.
Perbedaan satu meja itu terhapus seketika saat mereka saling menyalami dan berpelukan.
Ale (23) dan Asti yang berbeda dukungan saat laga itu, berpelukan. Ale yang mengenakan jersey Jerman mengaku puas dengan penampilan Jerman.
"Kami sempat berbeda dukungan namun setelah ini kami pulang bersama karena kami saudara," kata Ale.
Hal yang sama terlihat di meja, Dewa (35) dan Putra (34). Dua sahabat ini mendukung Jerman dan menikmati tontonan di kafe itu.
Walaupun gagal menang taruhan di tempat itu, mereka tetap semangat dukung Jerman.
Dewa optimis Jerman bakal melaju ke final. Pada semifinal, Jerman bisa melewati tuan rumah Samba dengan skor tipis 1-0.
"Jerman lebih tenang dalam setiap laga. Di final, Jerman bakal mengalahkan Belanda," katanya. (*)