Joroknya Toilet di Denpasar

Joroknya Toilet di Taman Lumintang dan Lapangan Renon

Pantauan Tribun Bali toilet-toilet di lima tempat publik yang dimiliki pemerintah, ada pemandangan yang nyaris serupa: jorok, kotor dan kurang

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: gunawan
tribun bali

TRIBUNBALI.COM, DENPASAR - Kebersihan toilet umum di sebagian fasilitas publik di Kota Denpasar sungguh memprihatinkan. Pantauan Tribun Bali dalam sepekan ini terhadap toilet-toilet di lima tempat publik yang dimiliki pemerintah, ada pemandangan yang nyaris serupa: jorok, kotor dan kurang terjaga kebersihannya.

Lima area publik di Kota Denpasar itu adalah Lapangan Niti Mandala Renon (biasa disebut Lapangan Renon), Taman Kota Denpasar di Lumintang, Terminal Ubung, Taman Budaya (Art Centre) dan Pasar Kreneng.

Apabila kondisi kebersihan toilet adalah cerminan dari perilaku hidup bersih kita, maka bisa dikatakan bahwa perilaku hidup kita sebagai warga kota masih jauh dari standar kebersihan.

Di Lapangan Renon Denpasar, terdapat dua bangunan toilet, satu di sisi barat dan satu lagi di sisi timur. Toilet di sisi timur, tembok-temboknya retak, dan tampak sisa-sisa bahan bangunan berserakan di pinggirnya.

Ada dua kamar di toilet itu: satu untuk lelaki, dan satu untuk wanita. Namun, toilet laki-laki tak bisa digunakan, sehingga satu kamar toilet dipakai untuk laki-laki dan perempuan.

Saat masuk ke dalam kamar toilet tersebut, terlihat dua westafel dipenuhi sarang laba-laba. Keramik westafel dihiasi kotoran tanah. Bahkan, airnya pun macet.

Dua kolong di bawah westafel itu terisi rongsokan, seperti ember rusak, kloset rusak, sandal rusak, dan sepatu-sepatu yang sudah lusuh.

Kondisi yang hampir sama juga terlihat di toilet sebelah barat Lapangan Renon. Pintu toilet rata-rata sudah rapuh, dan bangunannya pun kurang terawat.

“Kondisinya kotor, dan kadang berbau. Tapi mau bagaimana lagi. Masak menahan kencing sampai di rumah. Semestinya tarif toilet yang mahal itu sebanding dengan kebersihan fasilitasnya,” kata seorang pengguna toilet di sisi barat Lapangan Renon, Made Suartana, kepada Tribun Bali Jumat (26/6/2015) lalu.

Ia menyebut, buang air kecil ditarik Rp 3.000 per orang, buang air besar (BAB) Rp 4.000.  Besaran tarif itu tidak tertulis, namun seorang penjaga toilet di Lapangan Renon mengakui tarif tersebut.

Anehnya, di toilet sisi timur Lapangan Renon berlaku tarif beda. Kencing dikenai Rp 2.000, dan BAB kena Rp 3.000.

Kondisi toilet di Taman Kota Denpasar di Lumintang (disebut juga Taman Lumintang) setali tiga uang dengan di Lapangan Renon. Bahkan, satu-satunya toilet di sana kadang-kadang tutup.

Saat Tribun Bali ke Taman Lumintang kemarin, pintu masuk toilet dalam kondisi terkunci. Seorang pedagang di taman itu menuturkan, toilet sebelumnya sempat buka, tapi ditutup lagi ketika penjaganya sedang pergi.

“Tadi buka kok. Penjaganya sedang pergi, sehingga ditutup,” kata seorang pedagang di Taman Lumintang kepada Tribun Bali, Minggu (28/6/2015) siang.

Tembok-tembok toilet itu terlihat dikotori oleh coretan-coretan mural orang-orang usil. Sewaktu Tribun Bali menengok ke dalam toilet melalui celah-celah kecil, terlihat dua kamar toilet yang kondisinya parah: klosetnya pecah dan kepingannya terlempar ke samping kanan dan kiri. Dinding dan keramik dalam toilet sudah berwarna cokelat kehitam-hitaman.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved