Smart Woman

Sayu Ketut Sutrisna Dewi Ingin Mengubah Mindset Orang Bali Dahulu

Sutrisna Dewi mengaku ketika memberikan seminar di desa, syaratnya harus ada pemuda-pemudi, ibu-ibu PKK dan prajuru desa.

Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Sayu Ketut Sutrisna Dewi 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Luh De Dwi Jayanthi

TRIBUN-BALI.COM - Sedikitnya sudah 73 lokasi terpelosok di Bali yang dijelajahi oleh Sayu Ketut Sutrisna Dewi. 

Dewi yang juga seorang dosen ini memberikan motivasi kepada penduduk lokal setempat agar memiliki jiwa-jiwa entrepreneur sehingga bisa mandiri.

Namun untuk menerapkan jiwa-jiwa kewirausahaan itu perlu proses yang panjang.

Dia sadar akan hal tersebut, karena itulah mengubah pola pikir atau mindset lama harus dilakukan.

"Saya ingin mengubah mindset orang Bali dahulu, bahwa kita di Bali tidak memiliki Sumber Daya Alam yang cukup sehingga Sumber Daya Manusia yang harus ditingkatkan,” ungkapnya.

Namun untuk mengubah pola pikir itu, butuh waktu panjang, setidaknya sekitar lima hingga 10 tahun.

Wanita yang meraih penghargaan Top 10 L’Oreal Women of Worth Indonesia ini punya cita-cita khusus.

Dia ingin menjadikan Bali The Island of Enterpreneur.

Dalam memberikan pendidikan maupun pelatihan kewirausahan, dia lebih memilih daerah yang minim akses seperti daerah pelosok.

 “Saya menyentuh yang belum tersentuh. Untuk masyarakat di kota ya terserah, mereka sudah banyak akses untuk berkembang,” paparnya santai.

Dia juga punya sarat khusus setiap berkunjung ke desa-desa pelosok di Bali.

Sutrisna Dewi mengaku ketika memberikan seminar di desa, syaratnya harus ada pemuda-pemudi, ibu-ibu PKK dan prajuru desa.

“Jika ada yang tidak hadir, saya tidak mau karena semua harus dibuka pikirannya,” terangnya. 

Sutrisna Dewi memiliki beberapa konsep dalam memberikan motivasi, satu di antaranya melalui money game.

"Ya saya menantang orang untuk menukarkan nominal uang yang saya berikan dengan nominal yang lebih kecil. Dari sana terlihat siapa yang bisa berani mengambil peluang," katanya memberikan contoh.

Namun, dari keseluruhan seminar yang ia lakukan, permainan ini hanya diberikan sesuai dengan karakter peserta seminar.

Dalam menjalani kegiatannya mengisi seminar kewirausahaan, dia tidak kerja sendiri.

Sutrisna Dewi dibantu oleh staf manajemennya sebanyak empat orang, satu di antaranya ialah anak pertamanya I Gusti Ayu Cahya Maharani.

Setali tiga uang dengan anak pertama yang memiliki bisnis pengemasan hadiah, anak keduanya juga memiliki bisnis online menjual souvernir Bali yang di endorse oleh artis ternama ibukota.

“Saya tidak ada menggiring anak saya, saya hanya memberikan beberapa alternatif. Keputusan semua ada di tangan mereka. Saya hanya bantu kelebihan dan kekurangan, mana yang sanggup yang bisa dikerjakan,” ulas Sutrisna Dewi yang saat ditemui Tribun Bali juga mengajak anak pertama dan keduanya.

Sutrisna Dewi memutuskan untuk tidak memakai asisten rumah tangga agar setiap anggota keluarga di rumah memiliki tanggungjawab sendiri.

“Anak-anak mengerti kalau tidak ada makanan, mereka bisa bikin sendiri. Begitu juga anak terkecil sudah bisa menyetrika,” ungkap dosen Manajemen FEB Unud ini.

Sebagai seorang perempuan Bali, Sutrisna Dewi kerap dihadapi dengan upacara keagamaan.

“Ya tentu sering mengalami benturan seperti itu. Prinsip saya, ketika pekerjaan adat itu sudah banyak yang terlibat dan bisa berlangsung tanpa saya tentu bisa jalan. Tetapi tetap saya memakai first in first out. Jadwal yang masuk duluan maka duluan keluar,” tutur wanita yang senang mendengarkan lagu Imagine, John Lennon ini. (*)

Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:

Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali

Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali

Sumber: Tribun Bali
Tags
Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved