Pura Jagatnatha Yogyakarta

Pura Jagatnatha Yogyakarta Dulunya Tempat Bertapa Hamengku Buwono II

Pada tahun 1975 masyarakat pemeluk agama Hindu mulai membangun Pura Jagatnatha, dengan membangun gedung persembahyangan ala Jawa dan Padmasana.

Tribun Bali/Komang Agus Ruspawan
Seorang pamedek di Pura Jagatnatha Yogyakarta 

Dengan memakai kemeja dipadu celana jeans dan selendang, ia menghaturkan canang ke setiap pelinggih dan padmasana, lalu dilanjutkan dengan sembahyang.

Gadis bernama Ayu Ary Santhi ini mengaku selalu menyempatkan diri sembahyang ke Pura Jagatnatha Banguntapan saat pulang kuliah.

Dari kampusnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), ia menempuh perjalanan sekitar 30 menit dengan naik sepeda motor.

"Ya saya sering sembahyang sore sepulang dari kampus," ujar mahasiswi semester III Fakultas Pertanian Jurusan Manajemen Sumber Daya Perikanan ini.

Saat rerahinan seperti Purnama, Tilem, dan Saraswati, gadis asal Tonja Denpasar Utara ini sembahyang bersama teman-temanya dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD).

Semakin sore, pemedek yang datang sembahyang semakin bertambah.

Meski sembahyang sendiri-sendiri tanpa dipimpin Jero Mangku, mereka sangat khusuk. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved