Tiga Satoe, Band Asal Ketewel Rilis Album Kedua Bertema Lingkungan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Tiga Satoe merilis album keduanya berjudul Bali Alternative Resolution pada pertengahan Februari ini.

Album band beraliran alternative yang mulai berkiprah di ranah musik Bali sejak 2013 dan berbahasa Bali itu berisi 10 lagu.

Berbeda dari album pertama, Bali Cemburu, yang ditelurkan saat awal mereka terbentuk.

Selain dari range warna musik yang lebih menjurus ke rock alternative sebagai pegangan mereka, di album kedua ini, band asal Ketewel, Gianyar Bali ini menampilkan satu lagu yang berbeda.

(Pola Musik Tiga Satoe Keluar Jalur Dari Band Bali Umumnya)

Jika sebelumnya, Tiga Satoe selalu menampilkan lagu-lagu romansa, di album kedua ini, band yang digawangi Jess (vocal), Anom (lead guitar), Yanca (bass), Galih (drum), dan Yoga (guitar) menyisipkan satu lagu berjudul Panas Bumi dengan tema lingkungan.

“Satu album sudah tentang romansa, mengapa tidak satu tentang alam. Dan mudah-mudahan ke depannya kami bisa lebih banyak mengeksplor lagu-lagu bertemakan alam dan lingkungan,” ujar Anom.

Proses penggarapan lagu ini pun terbilang unik, karena dibuat secara spontan saat rekaman.

Jadi kelima personel ini turut terlibat langsung dari lirik lagu tersebut.

“Liriknya spontanitas pas rekaman jadi kita eksekusi bersama di tempat. Waktu itu yang sudah ada baru reff-nya,” tambah Jess.

Untuk total waktu penggarapan album ini pun terbilang singkat dan cukup kejar tayang.

Tiga Satoe mulai menggarap album ini sejak Desember 2015 atau hanya sekitar dua bulan.

Proses rekaman sendiri memakan waktu satu pekan yang mengambil lokasi studio rekaman di Pregina.

“Bisa dibilang proses album ini tancap gas, sekitar dua bulan, untuk proses rekaman satu pekan full kami lakukan. Yang cukup memakan waktu di mixing dan mastering-nya,” papar Anom.

Di album keduanya ini, Tiga Satoe juga menampilkan formasi terbaru mereka dengan tambahan dua personel baru.