Ida Pedanda Gunung Wafat
Ini Pesan Kesederhanaan Ida Pedanda Gunung untuk Umat
Wiku yang mantap menapak jalan dharma wacana ini selalu menyempatkan diri menyelipkan pesan kesederhanaan itu.
Penulis: I Putu Darmendra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Ida Bagus Made Purwita putra kedua Ida Pedanda Gede Made Gunung menyampaikan pesan almarhum agar dikremasi dengan sederhana, Rabu (18/5/2016).
"Bhisama yang pernah disampikan langsung oleh beliau kepada saya sebagai anak laki-laki penerus. Walaupun saat itu disampaikan dengan nada bercanda sembari tertawa, tapi ini tidak bisa kami langgar," ujarnya.
(Sedih, Begini Kronologi Ida Pedanda Gunung Sakit Hingga Hembuskan Napas Terakhir)
Kesederhanaan mendiang menjadi cerminan konsep pola pikir dan laku diri dalam aspek upacara agama Hindu.
(Minta Tanpa Bade, Wasiat Ida Pedanda Gunung: ‘Kalau Aji Meninggal Nanti, Tolong!’)
Pesan sang wiku bisa dijadikan tauladan untuk umat bahwa kesederhanaan bukanlah penghalang dalam beryadnya.
(Ida Pedanda Istri Raka Teruskan Tugas Mendiang Ida Pedanda Gunung)
Yang terpenting, menurut dia, tidak kehilangan makna.
"Kesederhaan beliau mengacu pada raos (ucapan) almarhum Ida Pedanda Made Sidemen. Cukup dengan upacara yang sederhana toh juga beliau akan mendapatkan tempat terbaik. Dan aji saya meniru kebesaran Ida Pedanda Made Sidemen," ungkapnya.
Dalam keseharian, Ida Pedanda Gede Made Gunung yang menjadi wiku sejak 27 Oktober 1994 itu memang dikenal sebagai sulinggih yang sederhana.
Banyak pola pikir dan laku diri yang bisa diteladani.
Wiku yang mantap menapak jalan dharma wacana ini selalu menyempatkan diri menyelipkan pesan kesederhanaan itu.
"Dan konsep beliau adalah menyederhanakan segala bentuk upacara. Contohnya, umat yang tidak memiliki kemampuan keuangan bisa mengambil jalan ngaben massal. Tingkatan upacara di Bali harus dilakukan berdasarkan konsep nista, madya dan utama. Untuk yang kurang mampu, ambil konsep nista. Yang terpenting tidak mengurangi esensi," papar Gus Purwita.
Konsep kremasi sederhana yang Ida Pedanda Gunung minta juga mengacu pada mendiang Ida Pedanda Istri Mas dari Gria Budha Keling.
Saat itu, Ida Pedanda Gunung menyaksikan langsung bagaimana kesederhanaan upacara kremasi sang Mahatapini yang mengabdi pada tradisi banten.