Pilkada Buleleng

Waduh, PAS dan Sukrawan Terancam Sanksi DPP PDIP karena Alasan Ini

PDIP berencana akan memberikan sanksi terhadap dua kadernya, Putu Agus Suradnyana dan Dewa Nyoman Sukrawan yang telah mempersiapkan diri

Penulis: Lugas Wicaksono | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Lugas Wicaksono
Ketua KPU Buleleng, Gede Suardana menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) Pilkada Buleleng 2017 disaksikan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana di Kantor Bupati Buleleng, Senin (2/5/2016). 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - PDIP berencana akan memberikan sanksi terhadap dua kadernya, Putu Agus Suradnyana dan Dewa Nyoman Sukrawan yang telah mempersiapkan diri untuk menjadi calon Bupati Buleleng dalam Pilkada 2017 mendatang.

Hal ini diungkapkan Bendahara DPC PDIP Buleleng, Putu Mangku Budiasa, Rabu (25/5/2016).
Sukrawan terancam disanksi partai berlambang kepala banteng itu karena bersiap mencalonkan diri melalui jalur independen.

Bendahara DPD PDIP Bali ini dianggap telah mengesampingkan mekanisme partai.

Di dalam mekanisme PDIP menurutnya tidak ada mekanisme untuk mengusung calon independen.

Sukrawan dianggap akan menjadi ancaman ketika nantinya resmi menjadi calon independen.

“Di sini tidak ada membedakan, kalau Pak Dewa Sukrawan maju independen, jelas keputusan dan kebijakan partai mengsuung calon dari partai kita sendiri. Pasti akan kita sikapi. Kita nggak peduli dia independen yang jelas dia merupakan suatu ancaman,” tuturnya.

Namun kini PDIP masih belum bersikap karena Sukrawan masih belum resmi mendaftar ke KPU Buleleng sebagai calon independen.

Jika nantinya Sukrawan benar mndaftar, maka sanksi pemecatan sudah menantinya.

“Pada saat dia mendaftar di KPU sebagai calon independen akan kita sikapi, tetapi sekarang dia sedang berporses di KPU yang kita biarkan saja dulu. Pasti kita bisa mengusulkan untuk pemecatan,” tegasnya.

Sementara Ketua DPC PDIP Buleleng, Putus Agus Suradnyana terancam dikenakan sanksi karena menerima dukungan dari Partai NasDem untuk mencalonkan diri sebagai bupati berpasangan dengan Nyoman Sutjidra. Padahal DPP PDIP sendiri sampai kini masih belum merekomendasikan siapapun untuk bertarung dalam pilkada mendatang.

“Jangankan Pak Dewa Sukrawan. Pak Agus Suradnyana saja yang Ketua Cabang kemudian sekarang berani masuk melalui jalur partai lain kita akan persoalkan, di sini tidak ada membedakan,” kata Budiasa.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri kini menurutnya sudah mengamati dinamika yang terjadi di Buleleng sebelum pilkada.

Termasuk manuver Agus Suradnyana atau akrab dipanggil PAS dan Sukrawan sebelum adanya keputusan rekomendasi.

“Orang ibu (Megawati) nggak diam, dia pasti menilai kader-kadernya. Semestinya kader-kader PDIP di Buleleng bisa menahan diri, bisa bersabar, terkecuali dia mempunyai pilihan lain, melalui jalur atau partai lain, itu hak politik dia nggak ada masalah, cuma semua ada resiko dan konsekuensi, sederhana sekali kok,” tuturnya.

Sikap PDIP dalam pilkada mendatang sudah jelas, yakni mengusung calon yang mendapatkan rekomendasi dari DPP.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved