Pesta Kesenian Bali

Rangda Ida Ratu Mas Cupak Tedun, Penonton Pun Kerauhan

Suasana mulai merinding ketika tedunnya (turunnya) petapakan Raden Cupak, yakni Rangda Ida Ratu Mas.

Penulis: A.A. Gde Putu Wahyura | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / I Nyoman Mahayasa

“Perbuatannya kan mengolok-ngolok bahwa dia yang mengalahkan raksasa Menaru, dan berhak mendapatkan Raden Galuh sebagai putri raja yang diculik raksasa. Karena putri raja tahu Cupak bukan jodohnya, ia menggelar sayembara sebagai syarat utama. Banyak raja yang mengikuti sayembara tetapi kalah oleh Raden Cupak,” ujarnya.

Pada akhirnya, tutur Griya, Raden Cupak dikalahkan oleh adiknya si Grantang yang telah dikhianatinya.

Sebenarnya si Grantang-lah yang mengalahkan raksasa Menaru.

Memakai nama samaran Made Sambut Segara, dialah yang mengalahkan Cupak.

“Adiknya Cupak yakni Grantang ini, dialah yang mengalahkan Cupak. Cupak lalu mengembara, maka kaitannya dengan karang awak yakni karang itu kan bukan hanya lahan saja, tetapi kita bisa melihat Cupak mengembara, bermeditasi dan merenungkan kesalahan-kesalahannya. Di mana mengembalikan dirinya menjadi yang seharusnya,” jelas Griya.

Pembina Tabuh, Wayan Gitanjaya, mengatakan, gamelan tabuh seumumnya sama dengan tabuh lainnya.

Tetapi ada beberapa yang menjadi kelebihan dan juga ada beberapa yang direkonstruksi untuk pagelaran Arja Cupak.

“Pada umumnya sama tetapi kelebihannya kita pakai semar pegulingan. Nanti juga kita pakai gamelan Bondres, ada aksi tertentu lain dari wewidangan (bidangnya). Tabuh petegak kita buat kontemporer, walaupun tidak menghilangkan tradisi,” pungkas Gitanjaya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved