Sidang Jessica ke-14, Pakar: Jessica Mulai Goyah, Garuk-garuk Tunjukkan Kebingungan
Fase pertama adalah fase ketika penyelidikan dan penyidikan, pada fase itu Jessica menolak sebagai pelakunya.
Penulis: Ida A M Sadnyari | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM – Terdakwa kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso kembali menjalani persidangan hari ini, Kamis (25/8/2016).
Pakar Semiotika, Kang Acep dalam wawancaranya dengan TVOne yang mengamati hingga sidang ke-14 hari ini, mengatakan, sepanjang acara kasus tewasnya Mirna sudah masuk fase ketiga.
“Bagi saya, sepanjang acara ini saya melihat persidangan hari ini sudah masuk fase ketiga jika melihat Jessica sebagai tokoh utama dalam sidang ini,” ungkapnya.
Fase pertama adalah fase ketika penyelidikan dan penyidikan, pada fase itu Jessica menolak sebagai pelakunya.
“Pada fase kedua yaitu fase persidangan kita melihat sesuatu yang luar biasa yaitu ketenangan dirinya,” ungkapnya.
Fase ketiga mulai minggu lalu, Jessica mulai goyah, bisa saja karena faktor tekanan, terlalu lama mengikuti persidangan, faktor lainnya seperti sidang demi sidang seolah-olah sudah sampai pada titik akhir, seolah-olah Jessica sudah sampai pada titik mana, sehingga dia mulai goyah.
Menurutnya, dari Jessica yang tenang, bahkan ketenangan Jessica pada sidang-sidang sebelumnya malah menggangu dan menggoyahkan keyakinan hakim.
Bahkan hakim sempat bertanya pada saksi ahli, bagaimana melihat Jessica yang begitu tenang.
“Saya secara kasat mata melihat itu sudah berubah,” ungkapnya.
Sepanjang perjalanan itu, Kang Acep melihat banyak hal menarik dari apa yang ditampilkan oleh Jessica.
Seperti apa yang ditampilkan oleh CCTV.
“Bagi saya, ada ditampilkan Jessica menggaruk-garuk tangannya, prilaku ini menunjukkan suatu kebingungan. Menggaruk-garuk tetapi tidak gatal. Saya tidak ingin membuat suatu kesimpulan bahwa dia yang melakukannya tapi prilaku ini menunjukkan suatu kebingungan,” jelasnya.
Jessica terpaku tidak tergerak untuk merangkul atau melakukan apa pun dan juga tidak meninggalkan tempat itu.
“Jika melihat matanya melihat ke segala arah karena dia ingin pergi tapi ada yang menahannya untuk tidak pergi. Itu menunjukkan kebingungan-kebingungannya,” jelasnya. (*)