21 Jam Melawan Maut, Wanita Ini Terdampar di Batu Karang Curam Manta Point Nusa Penida

Kaspar sempat hilang hingga akhirnya diselamatkan petugas, Minggu (4/9/2016), setelah 21 jam bertarung dengan maut saat ia terdampar di batu karang

Istimewa
Tim gabungan ketika mengevakuasi Sieglinde Kaspar, Minggu (4/9/2016). Selama 21 jam Kaspar terdampar di batu karang curam akibat digulung ombak saat menyelam di Manta Point, Perairan Nusa Penida, Sabtu (3/9/2016). 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Sieglinde Kaspar (44), wisatawan asal Jerman, digulung ombak ketika menyelam di perairan Manta Point, Desa Batu Kandik, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Sabtu (3/9/2016).

Kaspar sempat hilang hingga akhirnya diselamatkan petugas, Minggu (4/9/2016), setelah 21 jam bertarung dengan maut saat ia terdampar di batu karang curam.

Sieglinde Kaspar berangkat dari Pelabuhan Padang Bai menuju Manta Point, Nusa Penida, sekitar pukul 10.00 Wita,  bersama 11 wisatawan lainnya untuk menyelam di perairan yang dikenal sebagai habitat ikan pari manta tersebut.

Sesampainya di Manta Point, perempuan bertubuh tambun itu sangat antusias untuk terjun ke laut.

Setelah mendapatkan instruksi dari dua pemandu wisata, ia langsung menyelam.

Asyik menikmati pesona bawah laut,  Kaspar berenang menjauhi rombongan wisatawan lainnya.

Apes bagi  Kaspar, laut yang awalnya tenang, berubah mengganas.

Meski piawai berenang, Kaspar tak bisa melawan arus laut yang deras.

Ia pun terseret hingga terhempas di batu karang di bawah tebing curam di Perairan Batu Kandik.

Menyadari seorang tamunya terseret arus, pemandu wisata langsung melaporkan kejadian itu kepada staf agen perjalanan bernama Rini.

Rini melanjutkan laporan itu ke Basarnas Provinsi Bali.

"Sieglinde Kaspar merupakan wisatawan asal  Jerman yang saat ini stay di Hotel Nusa Indah, No 4B Candidasa," ujar Rini.

Menanggapi laporan tersebut, 5 personel Polair dan 4 Personel Polsek Nusa Penida langsung menyisir perairan Manta Point mencari Sieglinde Kaspar yang hilang tergulung ombak.

Sekitar pukul 16.45 Wita, tim gabungan menemukan Sieglinde Kaspar terjebak di sebuah batu karang.

Posisinya tepat di bawah tebing curam. Sementara gelombang laut di sekitarnya sangat ganas.

Tim gabungan Polair dan Polsek kesulitan mendekati lokasi terdamparnya Sieglinde Kaspar.

Boat Wahana Gotama yang membawa rombongan snorkeling  juga berupaya melakukan  penyelamatan, namun gagal karena gelombang ganas.

Boat tidak bisa menepi dan mendekati korban.

"Posisi korban berada di bawah tebing, terjebak di atas batu karang.  Ombak di bawah tebing cukup besar sehingga kita belum bisa evakuasi melalui laut. Kita coba evakuasi melalui darat dengan beberapa upaya penyelamatan di antaranya dengan tali dan pelampung," ujar Kapolsek Nusa Penida, Kompol I Gede Arianta, Minggu (4/9/2016).

Sekitar pukul 18.30 Wita, tim SAR tiba di TKP melakukan evakuasi.

Tidak tanggung-tanggung, proses evakuasi yang cukup sulit ini melibatkan 10 personel Polsek Nusa Penida, 4 personel  Polair, dan Basarnas.

Bahkan proses evakuasi ini juga melibatkan 1 unit helikopter dan boat dari Basarnas.

"Melihat kondisi medan, kita terus berkoordinasi dengan Basarnas. Kita putuskan untuk evakuasi lewat jalur darat. Kita juga sudah koordinasi dengan Camat Nusa Penida dan Kades  Batu Kandik. Kita lakukan upaya evakuasi melalui darat melalui jalan setapak di bibir tebing dengan cara membuka jalan baru," tutr  Kompol Gede Arianta.

Hingga Sabtu (3/9/2016) pukul 20.00 Wita, tim penyelamat belum berhasil mencapai lokasi terdamparnya Sieglinde Kaspar.

Bahkan, tim sempat salah jalan ketika berusaha mencapai posisi korban.

“Hingga dini hari kita belum bisa mengevakuasi korban terganjal medan yang ekstrem,” terang Gede Arianta.

Proses evakuasi dilanjutkan Minggu (4/9/2016) pagi.

Tim penyelamat dibantu warga sekitar terus berusaha menuruni tebing yang terjal untuk mencapai posisi terjebaknya Sieglinde Kaspar.

Evakuasi akhirnya membuahkan hasil sekitar pukul 11.30 Wita.

Berdasarkan informasi dari Kapolsek Nusa Penida, Kompol I Gede Arinta, korban berhasil diselamatkan atas bantuan teman korban yang juga berasal dari Jerman.

Korban dievakuasi melalui jalur laut.

"Korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 11.30 Wita, korban sangat lelah,” ujar Gede Arinta, Minggu (4/9/2016).

Seusai dievakuasi, korban dilarikan ke Puskesmas Nusa Penida I untuk dirawat karena mengalami luka-luka ringan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved