Bisa Bertahan Sampai 4 Jam Di Dalam Kubur Dewa Aji Tapakan Orang Hebat?

Bisa dikatakan mustahil seseorang dapat bertahan hingga sampai empat jam lamanya.

Penulis: Sarah Vanessa Bona | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Dewa Aji Tapakan 

Ketika itu, ia diminta untuk ngiring dan ngayah sebagai watangan atau layon setiap ada pertunjukan calonarang di Banjar Adat Getakan.

Pawisik secara niskala itu juga menyebutkan, jika Dewa Aji Tapakan harus siap dipendem atau dikubur ketika ngayah sebagai watangan atau layon saat pergelaran Calonarang ke-11 kalinya di Banjar Adat Getakan.

Saat itu pula ia menyanggupinya.

Ajaib, sejak saat itu sakit epilepsi  yang pernah diderita Dewa Aji Tapakan tidak pernah lagi kumat.

“ Hingga saat itu, saya tidak lagi ayan-ayanan. Sampai sekarang pun saya sehat. Bagaimanapun saya harus lanjut ngayah,” ujar Dewa Aji tapakan.

Bendesa Adat Desa Pakraman Getakan sekaligus Kelihan Banjar Adat Getakan, I Made Sucana mengatakan, tahun ini watangan atau yang dikenal dengan istilah bangke matah akan dikubur dan ditinggal di setra selayaknya layon atau orang yang telah benar-benar meninggal.

“Prosesi watangan yang dikubur saat pementasan Calonarang ini, baru pertama kali kita lakukan di Banjar Adat Getakan. Ini berdasarkan pawisik yang kita terima, jika saat pementaan Calonarang yang ke-11 kalinya, Ida Betara Ratu Mas Klungkung memberi pawisik melalui cara niskala agar watangan harus dipendem atau dikubur. Pawisik itu selalu disebutkan oleh Ida Betara Ratu Mas Klungkung ketika mesolah atau menari saat pertunjukan Calonarang di Banjar Getakan setiap tahunnya. Tahun ini tepat yang ke-11,” jelas I Made Sucana, ketika ditemui di sela-sela persiapan prosesi sakral tersebut, Selasa (11/10/2016). (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved