Duh, Banyak yang Ngaku Salah Jurusan, AJI Gali Penyebab Generasi Muda Enggan Berwirausaha

Parahnya lagi, kata Sutrisna Dewi, 90 persen dari setengah itu ternyata salah jurusan atas desakan orang tua.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Diskusi bertajuk Tantangan dan Kendala Wirausaha Muda di Era Digital Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, Rabu (28/12/2016) di Jalan Sudirman, Denpasar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Banyaknya mahasiswa yang salah jurusan dan  yang memilih jurusan kuliah atas desakan orang tua menjadi salah satu problem dunia kerja saat ini.

Demikian disampaikan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Sayu Ketut Sutrisna Dewi dalam acara diskusi bertajuk "Tantangan dan Kendala Wirausaha Muda di Era Digital" yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar dan Bank Mandiri, Rabu (28/12/2016) di Jalan Sudirman, Denpasar, Bali.

Sayu Ketut Sutrisna Dewi mengatakan, saat dirinya pernah melakukan responden terhadap 56 mahasiswanya pada 2010 silam, rupanya setengah lebih mahasiswa mengaku salah jurusan.

Parahnya lagi, kata Sutrisna Dewi, 90 persen dari setengah itu ternyata salah jurusan atas desakan orang tua.

"Akhirnya yg terjadi seperti sekarang," kata satu dari tiga narasumber dalam diskusi tersebut.

Dua narasumber lain yang didatangkan AJI Denpasar yaitu Putu Sudiarta owner Bamboomedia, dan Perwakilan OJK Regional Bali Nusra.

Diskusi tersebut digelar atas kondisi dunia kerja yang dinilai AJI sangat memprihatinkan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi di Pulau Dewata pada Agustus 2016, didominasi penduduk dengan jenjang pendidikan Diploma I/II/III sebesar 4,44% dan Universitas sebesar 4,35%.

Dari data itu terdapat kecenderungan semakin meningkat pendidikan seseorang, maka semakin meningkat pula TPTnya. 

Hal ini dimungkinkan karena penduduk yang berpendidikan rendah cenderung tidak memilih-milih pekerjaan, dan mereka yang berpendidikan lebih tinggi berbekal skill yang lebih baik sehingga memiliki daya tawar yang lebih tinggi dalam memilih pekerjaan yang diinginkan.

Kondisi ini tentu saja sangat miris, karena tamatan diploma maupun universitas merupakan usia muda yang memiliki modal bekerja dalam jangka panjang.

"Berpijak dari hal tersebut kami dari Aliansi Jurnalis Independent (AJI) bermaksud mengadakan diskusi dengan tujuan menggali persoalan yang menyebabkan generasi muda masih enggan untuk berwirausaha di era digital," kata Sekretaris AJI Denpasar, Ferry Kristianto saat membuka acara.

Memetakan peluang usaha bagi calon wirasausaha muda khususnya sektor digital.

Mendapatkan gambaran peluang dan kendala bagi calon wirausaha muda untuk berwirausaha.

Menularkan semangat bagi mahasiswa untuk berwirausaha. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved