Eksekusi di Kampung Bugis Serangan
Anak-Anak Kampung Bugis Catat Ukuran Sepatu, Bantuan Seragam Sekolah Siap!
Berdasarkan pendataan P2TP2A, terdapat 45 anak-anak mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA yang kehilangan seragam sekolah mereka lantaran tertimbun bangunan
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasca eksekusi lahan 9.400 meter persegi di Kampung Bugis, Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan, Bali, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar sempat turun untuk mengetahui kondisi psikologis anak-anak di sana.
Berdasarkan pendataan P2TP2A, terdapat 45 anak-anak mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA yang kehilangan seragam sekolah mereka lantaran tertimbun bangunan.
"Kami bersama dengan tim psikolog Provinsi dan Psikolog Kota Denpasar sudah sempat ke sana untuk mendata. Apakah ada masalah psikologis anak-anak, karena mereka juga terlibat saat proses eksekusi. Kemarin kami tidak bisa ketemu dengan semua anak, tapi dari yang bisa ditemui, mereka mengaku kehilangan seragam sekolah," kata Ketua Harian P2TP2A Kota Denpasar, Luh Putu Anggreni, Sabtu (7/1/2017) siang.
Saat ini, kata Anggreni, sudah ada bantuan berupa pakaian sekolah untuk anak-anak SD.
Bahkan, saat ia kesana, sejumlah anak-anak sudah mencatat ukuran-ukuran sepatu.
"Kalau pakaian menurut PMI itu baru seragam untuk SD saja yang diberikan. Kemarin juga ada yang sedang mencatat ukuran sepatu, mungkin juga sudah ada bantuan sepatu," kata Anggreni.
Lantaran belum bisa menemui semua anak-anak, Anggreni mengaku bakal kembali mendatangi lokasi tersebut, dan melakukan pendampingan terhadap nasib anak-anak di Kampung Bugis.
"Pada intinya kita murni ingi membantu psikologis anak-anak saja. Nanti kita cari waktu kapan bisa ngumpulin anak-anak itu. Karena kita juga ingin tahu gimana nasib mereka kedepannya," kata perempuan asli Kabupaten Buleleng ini. (*)
