Magisnya Pura Penatarana Agung Pucak Gunung Kembar Kenusut, Mohon Keselamatan Anak Kembar
Keinginan Mangku Rupa membangun pelinggih di Pura Penataran dilatarbelakangi petunjuk dari Ida Bhatara Lingsir Pucak Kawan (Lempuyang) agar ada yang
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Mangku Rupa bersedia membangun pelinggih di Pucak Gunung Kembar Kauhan serta Pucak Kanginan setelah anaknya, I Gede Sutiasih, yang sempat sakit akhirnya sembuh.
Karena sanggup mendirikan pelinggih, Bhatara akhirnya mepaica (menganugerahi) tiga bajra sandi.
Pertama, Bajra Agni Ngelayang untuk menurunkan Ida Bhatara saat odalan atau Pujawali.
Lainnya adalah Bajra Lanang dan Bajra Istri yang berfungsi untuk pelukatan dan pengobatan, diberi nama oleh Ida Bhatara Bajra Ardanareswari.
Saat pelinggih pura didirikan, Raja Karangasem ngaturang piodalan.
Ketika itu juga Raja Karangasem mengganti nama Pura Kenusut menjadi Pura Penataran Agung Pucak Gunung Kembar Kenusut.
Raja juga memberi laba sebanyak 316 hektare.
Puluhan tahun kemudian turun pretima sebanyak tiga buah dan disambut oleh Mangku Rupa.
Ketiga pretima distanakan di Pura Pesimpanan, dekat rumah Mangku Rupa.
“Pura ini berfungsi memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai Ida Sang Hyang Iswara dengan prebhawa Belebhur Giri,” terang Mangku Catra.
Pernah Hidup Terombang-ambing
Jro Mangku Wayan Catra menjadi pemangku Pura Penataran Agung Pucak Gunung Kembar Kunusut setelah menjalani hidup yang suram saat masih muda.
Pria kelahiran Jumenang Desa Bukit mengaku tidak menyangka dirinya menjadi pemangku, pengayom/pelayan umat.
Di masa mudanya, kehidupan Mangku Catra terombang-ambing.
Dia sering berpindah – pindah tempat tinggal.