Mabes Polri Gerebek Diskotek Akasaka

Petrus Golose Ternyata Sudah Menargetkan Akasaka Sejak Dapat Mandat Sebagai Kapolda Bali

Kabid Humas Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja, menyatakan Polda Bali bisa membuat rekomendasi penutupan Akasaka kepada instansi terkait.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana
Diskotek Akasaka ditutup hingga waktu yang belum dapat dipastikan, Senin (5/6/2017). 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus R Golose, menegaskan, di Bali ini tidak ada yang kebal hukum.

Apalagi terkait dengan narkoba. Ia tak mau main-main dengan kasus narkotika di Bali.

Ketika mendapat mandat menjadi Kapolda Bali, Petrus Golose mengaku telah menjadikan Akasaka Club sebagai target operasi (TO).

Petrus Golose pun menyebut tak segan-segan menutup diskotek terbesar di Denpasar, Akasaka Club, setelah polisi melakukan penggerebekan dan menemukan 19 ribu butir ekstasi.

Baca: Orang Penting Di Akasaka Diduga Bandar Kelas Kakap Yang Sukses Kumpulkan Kekayaan, Ini Sosoknya

Baca: ‎NGERI! Bila Tak Digrebek, 19 Ribu Butir Ekstasi Akasaka Bisa Terjual Hanya Dalam Dua Minggu

Sebab informasi yang diterimanya, selama ini klub yang berada di simpang enam Teuku Umar itu menjadi tempat hiburan yang dikatakan kebal hukum.

 “Katanya Akasaka itu tidak tersentuh oleh hukum. Sekarang saya sebagai Kapolda Bali, sekarang kita akan tutup. Dan, sekarang sudah di-police line. Sekali lagi saya katakan, semenjak menjadi kapolda, saya tidak tolerir dengan narkotika. Walaupun Bali adalah destinasi turis, saya tidak tolerir dengan narkotika,” tegas Petrus Golose saat diwawancara usai kunjungannya di Balai Budaya Gianyar, Selasa (6/6/2017).

Sampai saat ini Polda Bali masih melakukan pengembangan terkait ditemukannya 19 ribu butir pil ekstasi di Akasaka Club.

Petrus Golose menyatakan pihaknya akan mengusut dan menyeret sindikat yang terlibat dalam kasus tersebut.

“Sekali lagi tidak ada yang kebal hukum di sini. Siapa pun yang bermain di belakang ini, dan di mana pun mereka bersembunyi, sampai ke lubang semut pun akan kami cari,” tegasnya.

Menurut jenderal kelahiran 27 November 1965 di Manado, Sulawesi Utara, ini, peredaran narkoba di Bali sudah sangat memprihatinkan.

Banyak warga Bali bahkan telah menjadi kurir narkoba.

Dia pun mengaku ngeri membayangkan bila 19 ribu butir pil tersebut diedarkan ke masyarakat.

“Bayangkan, kalau 19 ribu paket narkotika itu diedarkan di masyararakat? Dan ingat, sudah banyak warga Bali menjadi kurir narkoba. Karena itulah kita melakukan operasi pekat (penyakit masyarakat) secara terstruktur dan terkendali, dengan kerjasama baik Polres, Polda, dan Mabes Polri,” ujarnya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved